"Pejuang yang sesungguhnya," sabda Rasulullah Saw., "adalah orang yang mampu memerangi nafsunya" (HR Ahmad).
Mengapa kita harus memerangi nafsu? Sebab, seperti dikatakan ulama besar Ibnu Atha'illah, "asal setiap kemaksiatan adalah lupa kepada Allah Swt., rela menuruti syahwat, dan menjadi budak nafsu."
Allah Swt, berfirman, "Dan apa saja bencana yang menimpamu, maka berasal dari nafsumu sendiri" (QS Al-Nisa' [4]: 79).
Nafsu yang menjadi sumber bencana bagi manusia adalah nafsu ammârah, yaitu nafsu yang selalu condong kepada kejahatan yang berkaitan dengan badannya. Sebab, nafsu badaniah itu selalu condong kepada kelezatan dan kepuasan syahwat, seperti senang makan minum yang enak-enak, rakus kepada barang-barang duniawi, dan senang kepada perbuatan maksiat.
Allah Swt., berfirman, "Dan aku (Nabi Yusuf) tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan." (QS Yûsuf [12]:53).
Rasulullah Saw. bersabda, "Surga dikelilingi hal-hal yang tidak disenangi, sedangkan neraka dikelilingi hal-hal yang menyenangkan" (HR Bukhari).
Manusia yang sedang diperbudak nafsu akan egois merasa benar sendiri apa saja yang dilakukannya, marah jika ada orang lain yang mengingatkan kesalahannya, rakus tidak peduli apakah barang yang dimilikinya itu diperoleh dengan cara benar atau tidak, sombong tidak mau menerima nasihat orang lain, riya selalu ingin dipuji dan disanjung, dan dengki jika melihat ada orang lain hendak menyainginya.
Untuk bisa memerangi dan mengalahkan nafsu, seseorang harus membiasakan diri dengan amal-amal kebaikan, seperti menjalankan kewajiban dan menjauhi hal-hal yang diharamkan agama.
Bahkan, akan lebih baik jika ditambah dengan menjalankan amalan-amalan sunnah (sunat) dan meninggalkan perkara-perkara yang dimakruhkan. Sebab, dengan itu semua seseorang akan menjadi kekasih Allah Swt.
Dengan begitu, Allah Swt. akan senantiasa menjaga dan melindunginya.
Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah Swt. berfirman, 'Siapa saja yang menyakiti kekasih-Ku, maka Aku benar-benar mengumumkan perang padanya. Hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku senangi, di antara perkara-perkara yang Aku wajibkan kepadanya. Dan bahkan hamba-Ku terus-menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjaga telinganya, matanya, tangannya, dan kakinya. Jika ia meminta kepada-Ku, maka pasti Aku memberinya. Jika ia meminta perlindungan-Ku, maka pasti Aku melindunginya." (HR Bukhari).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar