Kamis, 22 Februari 2018

Bahasa yang Baik

Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berbahasa, tulis maupun lisan secara baik. Karena pemakaian bahasa yang baik akan mendatangkan kebaikan, tidak saja kepada orang lain tetapi kepada dirinya sendiri. 

Sebaliknya, pemakaian bahasa yang buruk atau jahat. Juga akan mendatangkan keburukan atau kejahatan, yang pada akhirnya akan kembali dirasakan oleh dirinya sendiri. “Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri” (QS Isra’ [[17]:7).

Bahasa atau perkataan yang baik laksana sebuah pohon yang baik (QS. Ibrahim [14]:24 – 25). Akarnya kuat mampu menyimpan air dan menahan tanah dari erosi. Cabang-cabang menjulang ke langit bisa menjadi tempat berteduh dan memberikan kesejukan dan kenyamanan kepada orang yang berada di sekitarnya. Dan pada setiap musim mengeluarkan buah untuk dikonsumsi oleh manusia.

Belajar dari ta’bir itu, seorang muslim harus senantiasa memperhatikan kualitas pemakaian bahasanya, apakah kepada orangtua, guru, teman , bahkan orang yang belum dikenal sekalipun. Ia harus bisa menjaga ucapannya.

Bahkan dalam melakukan dakwah, Islam sangat menekankan penggunaan bahasa yang baik, yaitu berupa sikap yang bijaksana nasihat, dan argumen yang baik. (QS. Al- Nahl[16]:125). 

Rasullullah SAW. tidak pernah mencerca kaum musrik yang dengan kasar dan angkuh yang menolak dakwahnya. Sebaliknya, beliau justru memohonkan ampunan dan kebaikan bagi mereka karena mereka tidak tahu.

Selain itu, tingkat keimanan kita salah satunya juga ditentukan oleh pemakaian bahasa dalam segala aspek kehidupan. Kalau kita tidak mampu berbahasa secara baik, kalau ucapan kita membuat orang lain sakit hati, marah, merasa kecil hati, dipojokkan ataupun dipermalukan, misalnya, maka kita dianjurkan lebih baik diam.

Berapa banyak persahabatan menjadi permusuhaan dan berapa banyak kawan menjadi lawan hanya gara-gara pemakaian bahasa yang tidak patut. Ini sesuai dengan sabda Rasullullah saw. “ Barang siapa yang beriman kepada Allah swt. Dan hari ahir, maka hendaklah berkata yang baik atau diam” (HR Bukkhari dan muslim)

Semoga Allah swt memberi rahmat orang yang baik bicaranya dan dengannya ia memperoleh keuntungan atau diam dan dengannya ia selamat.

Terkait dengan itu, Abu Hasan Ali al – Nashr al – Mawadi mengemukakan empat syarat daalam berbicara yaitu :

  1. Ada perlunya berbicara 
  2. Pada waktu dan tempatnya 
  3. Berbicara secukupnya dan 
  4. Diungkapkan dengan bahasa yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar