Memegang/membawa Al-Quran yang ada tafsirnya bagi wanita haid haram hukumnya, Kecuali bila jumlah kalimat tafsirnya lebih banyak ketimbang huruf Al-Qur'annya.
Sedang memegang/membawa al-Quran yang ada terjemahnya muthlak haram, kecuali saat ia menghawatirkan tersia-siakannya Al-Quran
أما ترجمة المصحف المكتوبة تحت سطوره فلا تعطي حكم التفسير بل تبقى للمصحف حرمة مسه وحمله كما أفتى به السيد أحمد دحلان حتى قال بعضهم إن كتابة ترجمة المصحف حرام مطلقا سواء كانت تحته أم لا فحينئذ ينبغي أن يكتب بعد المصحف تفسيره بالعربية ثم يكتب ترجمة ذلك التفسير
Terjemah Al-quran yang ditulis di bawahnya tidak bisa disamakan dengan hukum tafsir Quran (dimana kalau Qurannya lebih banyak ketimbang tafsirnya tidak boleh dipegang orang yang menanggung hadats), hukum yang berlaku untuk terjemah Al-Quran sama dengan Al-Quran dalam arti tidak boleh dibawa/dipegang oleh orang hadats seperti yang difatwakan oleh Sayyid Ahmad Dahlan, bahkan sebagian ulama menyatakan menterjemah Al-Quran dibawahnya atau dimana saja hukumnya haram secara mutlak, karena sebaiknya setelah alquran baru ditulis terjemahannya kemudian baru diterjemahkan tafsirnya (Nihaayah Azzain I/33).
والله اعلم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar