Jumat, 29 Juni 2018

MERENCANAKAN KHUSNUL KHOTIMAH, MERAIH BAHAGIA SAAT MENUTUP USIA


By : Dede Nurjannata (penulis buku 10 Amalan Penembus Benteng Langit)

Khusnul khotimah, bahagia di usia senja, siapa yang tidak mau?

Semua orang, saya kira ingin mendapatkannya, termasuk anda bukan?

Bahagia itu letaknya di hati bukan di harta. Hati yang lembut, hati yang selalu mengingat Allah adalah sumber kebahagian hidup.

Ada pepatah Bahasa Arab yang mengatakan:

"Bunga yang indah tidak akan tumbuh di batu yang keras".

Bunga yang indah hanya akan tumbuh dan berkembang di tanah yang baik. Begitu pula kebahagian, tidak akan tumbuh di hati yang lalai, kasar, keras membatu.
Usia senja jangan jadi penghalang untuk semangat beribadah.

Ada kisah yang menarik buat saya, kisah ini di sebutkan dalam Sunan Ibnu Majah 3810, hadisnya dihasankan oleh Syeh Albani.

Seorang shohabiyah bernama Umu Hani, nama aslinya Fakhitah binti Abi Tholib binti Abdil Mutholib.

Ia datang kepada Rasulullah dan seraya berkata:
"Ya Rasulullah, tunjukan kepadaku satu amalan, sesungguhnya diriku telah menginjak usia senja, tua, dan badanku sudah mulai lemah."

Maka berkata Rosulullah: 
"Bertakbirlah 100 kali, bertahmidlah 100 kali, bertasbihlah 100 kali. Sesungguhnya pahala dari kalimat tersebut lebih baik dibandingkan dengan mempersiapkan 100 kuda pilihan untuk jihad fi sabililah, lebih baik dibandingkan dengan menyembelih 100 ekor unta lalu dibagikan dagingnya kepada fakir miskin, lebih baik dibandingkan membebaskan 100 budak.

Subhanallah. Membaca hadits di atas membuat pembaca yang sudah lanjut usia mestinya terus semangat dalam beribadah kepada Allah.

Jika usia kita sudah menginjak 50 tahun berhati-hatilah karena kita dalam tawanan Allah, demikian menurut salah satu ucapan ulama salaf.

Merencanakan Husnul Khotimah

Bagaimana kita merencanakan husnul khotimah?, Ini langkah-langkahnya:

1. Membiasakan melakukan ketaatan.

Agar wafat dalam ketaatan kepada Allah, meninggal saat sujud dalam sholat, meninggal saat umroh atau haji, menuntut ilmu, zikir dan ketaatan-ketaatan lainya.

2. Membayangkan beratnya kematian atau beratnya sakaratul maut.

Sakaratul maut di rasakan seperti kambing yang dikuliti hidup-hidup. (hadits shahih Muslim)

Ibnu Abas menyebutkan Rosulullah bersabda: 
"Sesungguhnya malaikat maut datang kepada kalian 70 kali setiap hari, tapi kalian tenggelam dalam gelak tawa."

Jika sehari 70 kali malaikat maut menjeguk kita itu artinya setiap 21 menit sekali malaikat maut mendatangi kita. Sudahkah kita meyadarinya?

3. Membayangkan kehidupan setelah mati.

Cara ini banyak di lakukan para ulama salaf.

4. Memohon kepada Allah dengan doa-doa agar meninggal dunia dalam keadaan husnul khotimah sampai akhir hayat.


5. Bergaul dengan orang orang sholeh, karena yang mewarnai seseorang itu dengan siapa dia berkawan.

6. Meminta taufiq kepada Allah.

7. Menjauhi kebiasaan buruk.

8. Membiasakan zikir pagi dan petang, jangan tinggalkan juga sayyidul istighfar.

9. Membiasakan berwudhu sebelum tidur.

Agar saat nyawa kita di ambil kita dalam keadaan suci setelah berwudhu.

10. Buang jauh-jauh sifat mudah marah.

Pesan Nabi: 
"La taghdob walakal jannah"
Jangan marah dan untukmu adalah syurga!

Mudah-marah juga menunjukkan rendahnya kualitas kita. Penelitian terkini, mudah marah membuat pembuluh darah mudah pecah dan membawa pada kematian.

Semoga kita semua di wafatkan Allah dalam keadaan husnul khotimah.
Aamiin ya Robbana

Rabu, 27 Juni 2018

UITEMATE



Teknik Mengapung yang Telah Menyelamatkan Banyak Nyawa.

Bagi kita yang tidak bisa berenang, melakukan aktivitas yang berhubungan dengan air yang dalam pasti selalu dihantui kekhawatiran.

Jatuh ke dalam sungai atau laut tanpa memiliki kemampuan berenang akan menjadi mimpi buruk, banyak kasus orang yang harus kehilangan nyawa karena tenggelam akibat tidak mampu berenang atau kelelahan.

Saat Jepang dihantam Tsunami pada 11 Maret 2011, murid-murid SD di Prefektur Miyagi selamat dari tenggelam karena menggunakan teknik Uitemate.

Saat gempa terjadi, mereka dievakuasi ke gedung olahraga, namun tak lama kemudian mereka terjebak air Tsunami yang masuk kedalam gedung dan air makin lama makin meninggi.

Ketika bencana berlalu, para relawan dibuat takjub saat masuk ke dalam gedung tersebut, tak ada satu pun murid yang tewas Tenggelam.

Seorang guru mengatakan mereka selamat karena menggunakan teknik Uitemate untuk mengapung.

Kebetulan teknik ini telah dipelajari pada saat pelajaran renang Teknik ini memang telah diajarkan di seluruh Sekolah Dasar di Jepang.

 Profesor Hidetoshi Saito adalah orang yang mencetuskan ide ini. Ia mendapatkan ilham ketika melihat daun yang mengapung di air.

Saat seseorang jatuh ke dalam air, reaksi spontan adalah berusaha untuk berenang walaupun ternyata ia tidak pandai berenang.

Dengan spontan korban juga akan melambai-lambaikan tangannya sambil berteriak minta tolong, tangan yang mengarah ke atas sebenarnya malah akan membuat korban menjadi semakin mudah tenggelam.

Menurut Prof' Saito, tindakan ini salah. Yang harus dilakukan adalah berusaha agar tetap mengapung memakai teknik Uitemate dan tunggulah hingga bantuan datang.


Saat ini teknik Uitemate gencar di kampanyekan ke seluruh Dunia, terutama wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Dalam satu setengah tahun, 40 instruktur telah dilatih dan 10.000 orang di Sri Lanka telah mendapatkan pelatihan Uitemate.

Selamat Mencoba 

Selasa, 26 Juni 2018

Program Baca Tulis Qur'an


Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada jamaah dan masyarakat sekitar, maka Ketakmiran Musholla As-Suyudi mengadakan Program Baca Tulis Qur'an, Berdasarkan :

Landasan Pemikiran
Musholla merupakan sarana ibadah yang diwakafkan dari keluarga Almarhum H.M. Ghufron (Sidoarjo) dan menamainya sesuai dengan nama orang tua beliau, yaitu Bapak Suyudi; berharap keberadaannya dapat dimakmurkan dengan berbagai kegiatan ibadah dan amaliyah.

Berkenaan pula usulan dari jamaah dan warga terkait diadakannya kegiatan baca tulis Qur'an untuk kategori anak-anak dan remaja, maka pengurus ketakmiran berusaha untuk merealisasikan usulan tersebut.

Maksud dan Tujuan
  1. Mengisi waktu bakda maghrib dengan kegiatan positif untuk peningkatan Keimanan dan Ketakwaaan kepada Allah Swt.
  2. Mengajarkan generasi muda untuk mengenal dan mampu membaca Qur'an.
  3. Menjadikan musholla As-suyudi sebagai pusat dakwah dan pengembangan keilmuwan untuk warga sekitarnya.

Target dan Sasaran
Anak-anak dan remaja diharapkan berperan aktif dalam program tersebut. 

Jika ternyata animo orang tua (bapak/ibu) juga ingin bisa baca tulis Qur'an, maka akan dibuka kelas program khusus orang tua.

Pelaksanaan
Program akan dilaksanakan setiap hari bakda sholat maghrib. (tanggal merah libur), mulai dilaksanakan hari Senin, 02 Juli 2018

Khusus hari Kamis, setelah tahlil rutin diadakan materi Diniyyah yang meliputi :

  1. Aqidah Akhlaq
  2. Fiqih 
  3. Siroh Nabawi dan Sahabat
  4. Tarikh sejarah Islam
  5. Doa sehari-hari
Awal pelaksanaan akan dilaksanakan screening untuk mengetahui kemampuan peserta, untuk selanjutnya diarahkan sesuai kelas yang terprogram

Rencana Pembelajaran
Baca tulis Qur'an akan dibagi menjadi dua kelas, yakni :
  1. Pemula, termasuk didalamnya bagi peserta yang belum bisa sama sekali huruf hijaiyyah. (Koordinator pengajar : Ustadz Said)
  2. Mahir, untuk peserta yang masih belum lancar hingga sudah lancar bacaannya. (Koordinator pengajar : Ustadz Huriyanto)
Bagi para imam sholat rowatib yang tidak ada udzur, dapat berpartisipasi dalam pengajaran tersebut, berkoordinasi dengan koordinator pengajar kelasnya.

Media Pembelajaran
Media pembelajaran disiapkan oleh ketakmiran As-suyudi, meliputi :

  1. Dua unit papan tulis dan spidolnya
  2. Alat peraga huruf hijaiyyah
  3. Buku tartil baca Qur'an
  4. Alat tulis bagi 15 peserta yang mendaftar pertama
Sumber Pendanaan
Segala pendanaan dalam operasional program ini, berasal dari infaq kas musholla As-suyudi.

Penutup
Demikian rencana program baca tulis Qur'an yang akan dilaksanakan, semoga Allah Swt memberikan kelancaran, kesuksesan dan meridhoi-Nya

  1. Pendaftaran, peserta dapat mendaftarkan langsung menemui Bapak Suparman atau Bapak Onny Fahamsyah. (tanpa dipungut biaya)
  2. Bila program awal ini dapat berjalan lancar dan istiqomah, maka akan diprogram Kelas lanjutan dengan membentuk TPQ Musholla As-Suyudi yang berlisensi Metode Tilawati. namun akan dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan walimurid.
 Lampiran :

(dua unit papan tulis)

(Media Pembelajaran)

Pelaksanaan Senin, 02 Juli 2018

( Kelas Mahir bersama Ustadz Huri)

( Kelas Pemula bersama Ustadz Said )

( Alat tulis disediakan Takmir Musholla )













Minggu, 24 Juni 2018

Alhikam : Penderitaan



“Jika Dia (Tuhan Yang Maha Benar) ingin membuka diri (melalui penderitaan yang menimpamu) untuk engkau kenal, maka (bergembiralah, bersuka citalah; dan) jangan bersedih hanya gara-gara amal dan pekerjaanmu yang berkurang (karena penderitaan itu).

Sebab, Dia tak akan membuka diri seperti itu kecuali memang agar engkau bisa mengenal-Nya lebih dekat. Apakah engkau tidak tahu bahwa perkenalan itu adalah sesuatu yang Dia anugerahkan pada dirimu, sementara amal-amalmu adalah sesuatu yang engkau persembahkan kepada-Nya ? Bagaimana mungkin engkau akan membandingkan persembahan-mu dengan anugerah-Nya ?”


Kebijaksanaan Syaikh Ibn Athaillah kali ini akan berbicara mengenai pengalaman penderitaan, sesuatu yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manusia.

Hal yang tak terhindarkan dalam hidup manusia adalah penderitaan fisik, entah berupa penyakit, kemiskinan, atau penderitaan-penderitaan lain yang membuat kita tidak nyaman.

Pengalaman ini kerap membuat seseorang merasa putus harapan, atau bahkan menyalahkan dan mengutuk Tuhan.

Apalagi jika penderitaan itu mencapai level yang ekstrim.

Menghadapi situasi semacam itu, kita diharuskan berbaik sangka. Barangkali Tuhan punya rencana lain.

Sebagai orang beriman, kita diajak oleh Syaikh Ibn Athaillah agar bersikap berbaik sangka. Menurutnya, cobaan dan penderitaan dalam hidup adalah cara Tuhan ingin mengenalkan diri-Nya kepada kita.

Penderitaan adalah sarana Tuhan mau menjadikan diri-Nya lebih dekat kepada kita.

Sakit, kemiskinan, penderitaan adalah “wijhat min al-ta’arruf”, cara Tuhan menyingkap diri agar kita kenali secara lebih dekat lagi.

Bagaimana ini bisa dijelaskan ?
Jika kehidupan kita berjalan mulus saja seperti berkendara di jalan tol yang bebas hambatan, tak ada gangguan, tak ada soal, tak ada tantangan, maka kehidupan seperti itu memang tampak menyenangkan.

Tetapi benarkah kehidupan yang tanpa gelombang dan ombak layak kita jalani ? Bukankah kehidupan seperti itu malah membosankan karena tak mengenal petualangan ?

Kita bisa menikmati hidup justru karena ada gelombang cobaan yang berhasil kita atasi.

Jadi, penderitaan, jika disikapi secara positif, membuat pengertian dan pemahaman kita tentang makna hidup lebih dalam.

Jika engkau tahu makna hidup-mu, maka artinya engkau makin dekat dengan Tuhan-mu.

Sebab, para sufi mengatakan,
man ‘arafa nafsahu fa qad ‘arafa rabbahu.
Barangsiapa tahu siapa jati dirinya, siapa “the real self”-nya, maka dia telah mengenali Tuhan.

Siapa yang tak tahu jati dirinya, tak memahami tujuan hidupnya, ia sama saja tak kenal Tuhan.

Penderitaan kerap membuat kita makin matang secara kejiwaan; membuat kita makin dekat dengan Tuhan.

Jadi, penderitaan adalah uluran tangan dari Tuhan untuk berkenalan dengan Dia.
Sambutlah uluran tangan itu dengan penuh suka-cita.

Jangan mengeluh dan sedih saat menderita. Itulah jalan menuju kematangan jiwamu. Itulah jalan engkau mengenali sumber hidup-mu.


Jumat, 22 Juni 2018

Daftar Ponpes di Surabaya

#AyoMondok
#PesantrenMahasiswa
#Surabaya


Selamat Datang Para Mahasiswa Baru. Calon pemimpin Indonesia di masa datang, mari raih prestasi akademik, wawasan pengetahuan tuk menembus cakrawala, lengkapi ilmu agama kepada para Ulama melalui pondok pesantren

Info Pesantren di Surabaya untuk Mahasiswa.

1.  Pondok Pesantren Miftachus Sunnah
Pengasuh: KH Miftachul Akhyar
Jl. Kedung Tarukan No. 100 Tambaksari Kota Surabaya. (Asrama II/Baru di Lakarsantri dekat Kampus Baru UNESA). CP: Qudus 0813 3134 1580

2.  Pondok Pesantren Al Jihad
Pengasuh KH. Imam Hambali
Jl. Jemursari Utara III/9 Wonocolo Kota Surabaya. CP: 0812 3466 0066

3.  Pondok Pesantren  Al Jawi
Pengasuh: Ust. H. Yardlo
Jemursari, Surabaya

4.  Pondok Pesantren An Nur
Pengasuh: KH. Imam Ghozali Said
Wonocolo Modin No. 10A Wonocolo Kota Surabaya.


5.  Pondok Pesantren Alfatah
Pengasuh: Gus H. Saiful rijal
Sidosermo IV No 1 Surabaya. CP: 0838 3013 1338

6.  Pondok Pesantren Shohihuddin
Pengasuh KH Abuamar
Sidosermo IV Gg XI/37 Surabaya, Telp. 031 8431453

7.  Pondok Pesantren An Nuriyah
Pengasuh Ibu Nyai Hj. Ainur Rohmah
Wonocolo Utara Surabaya, Telp. 031 8494437

8.  Pondok Pesantren Nyai Hj Asfiyah
Jl Lontar NO 132 Sambikerep, Kota Surabaya

9.  Pondok Pesantren Luhur Al Husna
Pengasuh KH. Ali Maschan Musa
Jemursari Gang Lebar, Surabaya.

10.  Pondok Pesantren As Sholihin
Pengasuh KH. Nurul Akromin
Keputih Gg 3 No 52 Surabaya,  CP: 0851 0119 9039

11.  Pondok Pesantren Shobirul Ma'ruf
Pengasuh: Ust. Mahfud Shobari Arif
Jl. Banjar Sugihan Tandes 1/6 Surabaya, CP: 0813 3682 9249

12. Pondok pesantren MANBAUL FALAH
pengasuh
KH. Ali Maghfur Syadzili Askandar.
Rungkut menanggal 3/7
surabaya
081385779556
www.manbaulfalah.or.id

13.  Pondok Pesantren Sabilillah
Pengasuh: KH. Basuni
 Jl. Lidah Wetan Gg. 5 Surabaya, CP: 0857 0869 2995

14.  Pondok Pesantren Muhyiddin
Gebang kidul nomor 66, sukolilo, surabaya

15.  Pondok Pesantren Darussalam
Jalan Arief Rahman Hakim No. 09 Keputih Sukolilo Surabaya 60111

16.  Pondok Pesantren Asrama Aswaja
Pengasuh: KH Maruf Khozin
Keputih Tegal gang X No. 11 sukolilo surabaya (pondok putra)

17.  Pondok Pesantren At-Tauhid
Pengasuh: KH. Mas Mansur Thalhah
Jl. Sidoresmo Dalam II/38 Sidoresmo Wonokromo Surabaya

18. Pondok Pesantren Sirojut Ta'limil Qur'an
Pengasuh : KH. Ali Sirojuddin Thobib
Jalan medokan sawah timur no.8 gang via rungkut surabaya.
cp : 085730994703

19. Pondok Pesantren Al-Muhibbin
Pengasuh: KH. Mas Ali
Jalan Wonocolo mudin 10A, Surabaya

20.  Pondok Pesantren An-Najiyah
Pengasuh: H. Ach. Muhammad, M.Pd.I
Jalan Sidosermo dalam No. 27, Surabaya

21. Pondok Pesantren Raoudlotul Hubbil Qur’an
Pengasuh: Hj. Mas Farochah
Jalan Sidosermo dalam No. 58, Surabaya

22. Pondok Pesantren Hikmatun Najiyah
Pengasuh: KH. Mas Sulaiman
Jalan Sidosermo III/16 A-B, Surabaya

23. Pondok Pesantren Al-Wasilah
Pengasuh: KH. Mas Faisil
Jalan Sidosermo IV Gg. I/I, Surabaya

24. Pondok Pesantren Al-Fitrah
Pengasuh: KH. M. Musyafa’
Jalan Kedinding Lor No. 99, Surabaya

25. Pondok Pesantren Amanatul Ummah
Pengasuh: KH. Asep Saifuddin
Jalan Siwalankerto Utara II 56, Surabaya

26. Pondok Pesantren As-Syafi’iyah
Pengasuh: KH. Imam Syafi’i
Jalan Sidosermo dalam No. 48 Surabaya

27. Pondok Pesantren Hidayatul Masqub
Pengasuh: KH. Mas Nidhom
Jalan Nginden III E/6, Surabaya

28. Pondok Pesantren Al-Haqiqi
Pengasuh: KH. Luqman Hakim
Jalan Sidosermo III/3, Surabaya

29. Pondok Pesantren Nurul Huda
Pengasuh: KH. Abd. Rahman Nafis, Lc.
Jalan Sencaki 64, Sidotopo, Surabaya

30. Pondok Pesantren Roudlotul Muta’allimin
Pengasuh: KH. Minanurrohman
Jalan Jati Burwo VII, Semampir, Surabaya

31. Pondok Pesantren Nurul Khoir
Pengasuh:  KH. Mukthi Nurhadi
Jalan Wonorejo Rungkut RT 02/01, Surabaya

32. Pondok Pesantren Sunan Kalijogo
Pengasuh: KH. Muhsin Nur
Jalan Simokalangan 184, Surabaya

33. Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq
Pengasuh:  KH. Masduqi Ghoni
Jalan Rangkah Masjid, Gg. Buntu 8-9 A, Surabaya

34. Pondok Pesantren Sulaimaniyyah
Pengasuh: KH. Moh. Munief
Jalan Jemursari Timur JK No. 1, Surabaya

35. Pondok Pesantren Nurut Tafrihi
Pengasuh: KH. M. Mundzir
Jalan Bulak rukem II No. 9, Wonokusumo, Surabaya

36. Pondok Pesantren Fatchatus Salam
Pengasuh: KH. Robih Qosim
Jalan Petukangan Tengan No. 43, Surabaya

37. Pondok Pesantren Sabilun Najah
Pengasuh: Mas Abd. Qodir
Jalan Sidosermo dalam No. 42, Surabaya

Dapatkan informasi pesantren untuk Mahasiswa lainnya di Greater Surabaya melalui Pengurus RMI-NU Kota Surabaya. Personal in Charge: M. Kurdi 0813 3307 0515

 *#AyoMondok*
 *#BanggaJadiSantri*
 *#SantriIndonesia*
 *#SantriNusantara*
 *#pondokkukeren*

Rahasia Waktu Mustajabah



AL ALLAMAH AL MUHADDIST AL HABIB ABUYA SHOLEH BIN AHMAD ALAYDRUS :

Allah Swt menyembunyikan akan Sir dan rahasia waktu, agar kita bisa senantiasa memanfaatkan waktu tersebut, bahkan jika kita mampu memanfaatkan waktu-waktu tersebut maka kita mampu mengalahkan Umat-Umat yang terdahulu yang berusia lebih dari 6000 tahun.

Maka kita harus memantapkan beberapa waktu yang penuh dengan Sir Asror Nafahaat dari Allah Swt.

1. Waktu sebelum Subuh atau waktu Sahar, di saat inilah Allah Swt memberikan semua yang kita minta. 

Dalam Hadits Muslim di katakan, Allah sendiri Turun ke Langit Dunia guna memberikan dan meng-Ijabahi apapun yang kita minta.

2. Waktu sehabis Subuh sampai Matahari terbit. Saat itu para Malaikat menjajahkan Rahmad-Nya. Maka waktu itu harus kita manfaatkan dengan Dzikir Wirid, lalu kita tutup dengan Shalat Isyroq dua rakaat.

3. Waktu setelah Asar sampai tenggelam matahari, saat itulah Allah Swt Membuka pintu-pintu Mustajab doanya.

4. Waktu antara Maghrib dan Isya, saat itulah Allah Swt menerima taubat para Hamba dan saat itulah disebut waktu Awwabin atau waktu Ataamah, maka waktu antara Maghrib dan Isya' harus kita isi dengan Ibadah, Wirid, baca Al Qur'an, lalu kita tutup dengan Shalat Awwabin.

Sebab tanda-tanda orang yang celaka adalah apabila tiba waktu antara Mahrib dan Isya', dia mengisi dengan kegiatan Keduniaan. 

Para Salaf di Hadramaut, mereka menutup pintu-pintu rumahnya setelah Maghrib, guna berdzikir dan membaca wirid sampai Isya' dan tidak akan membuka pintu apabila ada tamu seorang Wali Quthub sekalipun.

(Ilustrasi berdzikir dan munajat kepada Allah Swt)

Baca pula : Tanda-tanda Waliyullah

Allahumma Shalli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa 'Alaa Aali Sayyidina Muhammad.

Filosofi Kupat


Sunan Kalijaga membudayakan dua kali "BAKDA", yaitu "bakda Lebaran" dan "bakda Kupat" yang dimulai seminggu sesudah Lebaran.

Arti Kata “Ketupat”
Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Laku papat artinya empat tindakan.

"Ngaku Lepat"
Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa. Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.

(Tradisi Sungkeman)

"Laku Papat"
1. Lebaran.
2. Luberan.
3. Leburan.
4. Laburan.

" Lebaran"
Sudah usai, menandakan berakhirnya waktu puasa.

"Luberan"
Meluber atau melimpah, ajakan bersedekah untuk kaum miskin.
Pengeluaran zakat fitrah.

"Leburan"
Sudah habis dan lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

"Laburan"
Berasal dari kata labur, dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.
Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.
FILOSOFI "KUPAT-LEPET"

"KUPAT"
Kenapa mesti dibungkus janur ?
Janur, diambil dari bahasa Arab "Ja'a nur" (telah datang cahaya).

(Tanaman Janur)

Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat hati manusia.
Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki.
Kenapa? karena hatinya sudah dibungkus cahaya (ja'a nur).

"LEPET"
Lepet = silep kang rapet.
Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita kubur/tutup yang rapat.
Jadi setelah ngaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.

(Lepet ketan)

Betapa besar peran para wali dalam memperkenalkan/ da'wah  agama.
Demikian Filosofi Kupat dan Lepet Semoga bermanfaat

Rabu, 20 Juni 2018

Inspirasi Anti Korupsi


Imam Malik dalam al-muwattha' meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad Saw. pernah mengirim Abdullah bin Rawahah ke Khaibar (daerah Yahudi yang tunduk pada kekuasaan Islam) untuk memungut pajak bumi (kharaj) dari hasil tanaman kurma mereka. Rasulullah Saw. telah memutuskan hasil bumi Khaibar dibagi menjadi dua, separo untuk kaum Yahudi sebagai pengolah dan separonya lagi diserahkan kepada kaum Muslim.



Ketika Abdullah bin Rawahah menjalankan tugasnya, orang-orang Yahudi mendatangi beliau. Mereka mengumpulkan perhiasan istri-istri mereka dengan niat untuk menyogok. Mereka berkata, "Ini untukmu dan peringanlah pungutan yang menjadi beban kami. Bagilah kami lebih dari separo." 



Abdullah bin Rawahah kemudian menjawab, "Hai orang-orang Yahudi, dengarkanlah!, Bagiku kalian adalah makhluk yang dimurkai oleh Allah wt. Aku tidak akan membawa perhiasan itu dengan harapan aku akan meringankan (pungutan) yang menjadi kewajiban kalian. Suap yang akan kalian berikan ini sesungguhnya merupakan harta haram (suht). Sungguh, kami tidak akan memakannya."



Dalam riwayat lain, dikisahkan sikap Umar bin Khattab --- yang pada saat itu menjadi penguasa negara Islam --- dalam melaksanakan praktik-praktik kesederhanaan hidup. Umar memakai pakaian bertambal, sehingga secara fisik sulit membedakannya dengan gaya hidup masyarakat umum yang dipimpinnya. Beliau pun pantang menikmati kelezatan makanan jika kebanyakan rakyatnya belum merasakannya.



Pada suatu hari, Umar menerima utusan yang membawa bingkisan makanan dari pembesar sebuah daerah. Kepada utusan itu, Umar menanyakan, "Apa ini? "

"Makanan ini biasa dibikin oleh penduduk Azerbaijan," ujar utusan itu, " dan sengaja dikirim untuk Anda dari Atabah bin Farqad (Gubernur Azerbaijan)."

(Ilustrasi makanan lezat)

Umar mencicipinya dan rasanya enak sekali. Beliau bertanya lagi kepada utusan tersebut, "Apakah seluruh kaum Muslim di sana menikmati makanan seperti ini?"

"Tidak. Makanan ini hanya untuk golongan tertentu," jawab utusan itu.

Umar menutup kembali wadah makanan itu dengan rapi, kemudian bertanya pada utusan "Di mana untamu? Bawalah kembali kiriman ini dan sampaikan pesan Umar kepadanya," takutlah kepada Allah Swt. Dan kenyangkanlah kaum muslim terlebih dahulu dengan makanan yang biasanya kamu makan."

Sebagai Kalifah, Umar dikenal sangat menekankan prinsip kesederhanaan terhadap pejabat bawahannya. Khuzaimah bin Tsabit berkata, "Jika Umar mengangkat seorang pejabat, ia akan menuliskan untuknya perjanjian dan akan mensyaratkan kepada pejabat itu untuk tidak mengendarai kuda (yang pada waktu itu menjadi kendaraan mewah); tidak memakan makanan yang berkualitas tinggi; tidak memakai baju yang lembut dan empuk; dan tidakpula menutup rumahnya bagi orang-orang yang membutuhkan dirinya. Jika itu dilakukan, ia telah terbebas dari sanksi."

(Kuda; pernah menjadi transportasi mewah di zamannya)

Semoga pemimpin negara dapat amanah dalam mengemban pemerintahan yang bersih dan menerapkan nilai-nilai  yang pernah diteladankan oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya.

Bagi warga Jawa Timur, mari pergunakan hak pilihnya dalam Pilkada Jatim, Rabu 27 Juni 2018.



Suara anda menentukan perkembangan Jawa Timur lima tahun ke depan, dan semoga kita mendapatkan pemimpin yang amanah dan membangun pemerintahan yang bersih.

JADWAL PILGUB JAWA TIMUR, Pelaksanaan pemungutan suara :

  1. Tanggal Pemungutan suara, Rabu 27 Juni 2018
  2. Pukul 07.00 s/d 13.00 Wib (untuk DPT tetap dan DPPH : Daftar Pemilih Pindahan)
  3. Pukul 12.00 s/d 13.00 Wib Untuk DPTB : Daftar Pemilih Tambahan yang mengunanakan E-KTP dan SUKET (Surat Keterangan)
  4. Bagi yang tidak mendapat undangan C-6, bisa mengunakan E-KTP asli dan membawa foto copy KK
  5. Untuk pemilih dari daerah lain harus membawa surat keterangan undangan model C-5 dari PPS setempat
Semoga Pilkada Jawa Timur dapat berjalan dengan tertib, lancar dan damai

Selasa, 19 Juni 2018

Nafsu


"Pejuang yang sesungguhnya," sabda Rasulullah Saw., "adalah orang yang mampu memerangi nafsunya" (HR Ahmad). 

Mengapa kita harus memerangi nafsu? Sebab, seperti dikatakan ulama besar Ibnu Atha'illah, "asal setiap kemaksiatan adalah lupa kepada Allah Swt., rela menuruti syahwat, dan menjadi budak nafsu." 

Allah Swt, berfirman, "Dan apa saja bencana yang menimpamu, maka berasal dari nafsumu sendiri" (QS Al-Nisa' [4]: 79).

Nafsu yang menjadi sumber bencana bagi manusia adalah nafsu ammârah, yaitu nafsu yang selalu condong kepada kejahatan yang berkaitan dengan badannya. Sebab, nafsu badaniah itu selalu condong kepada kelezatan dan kepuasan syahwat, seperti senang makan minum yang enak-enak, rakus kepada barang-barang duniawi, dan senang kepada perbuatan maksiat.


Allah Swt., berfirman, "Dan aku (Nabi Yusuf) tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan." (QS Yûsuf [12]:53). 

Rasulullah Saw. bersabda, "Surga dikelilingi hal-hal yang tidak disenangi, sedangkan neraka dikelilingi hal-hal yang menyenangkan" (HR Bukhari).

Manusia yang sedang diperbudak nafsu akan egois merasa benar sendiri apa saja yang dilakukannya, marah jika ada orang lain yang mengingatkan kesalahannya, rakus tidak peduli apakah barang yang dimilikinya itu diperoleh dengan cara benar atau tidak, sombong tidak mau menerima nasihat orang lain, riya selalu ingin dipuji dan disanjung, dan dengki jika melihat ada orang lain hendak menyainginya.

Untuk bisa memerangi dan mengalahkan nafsu, seseorang harus membiasakan diri dengan amal-amal kebaikan, seperti menjalankan kewajiban dan menjauhi hal-hal yang diharamkan agama.


Bahkan, akan lebih baik jika ditambah dengan menjalankan amalan-amalan sunnah (sunat) dan meninggalkan perkara-perkara yang dimakruhkan. Sebab, dengan itu semua seseorang akan menjadi kekasih Allah Swt.

Dengan begitu, Allah Swt. akan senantiasa menjaga dan melindunginya. 

Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah Swt. berfirman, 'Siapa saja yang menyakiti kekasih-Ku, maka Aku benar-benar mengumumkan perang padanya. Hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku senangi, di antara perkara-perkara yang Aku wajibkan kepadanya. Dan bahkan hamba-Ku terus-menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjaga telinganya, matanya, tangannya, dan kakinya. Jika ia meminta kepada-Ku, maka pasti Aku memberinya. Jika ia meminta perlindungan-Ku, maka pasti Aku melindunginya." (HR Bukhari).

Senin, 18 Juni 2018

Mempersiapkan Idul Adha (Rabu, 22 Agustus 2018 M)



Kehidupan di dunia, merupakan ladang untuk memupuk dan memperbanyak amal ibadah sebagai bekal kehidupan yang kekal di akhirat

Dalam surat Al-Insyirah Allah berfirman: Faidza Faraghta Fanshab....... (“Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”. (QS. Al Insyirah: 7). 

Menegaskan perintah Allah, agar selama manusia masih hidup maka jangan pernah berhenti dalam beramal, berbuat, bekerja dan beraktivitas terutama untuk meraih dan menggapai pahala dan ridha Allah SWT. 

Selesai kebersamaan beribadah di bulan  suci Ramadhan, mari menyongsong bulan Dzulhijjah dengan mempersiapkan qurban terbaik.

Terkait hal ini, ketakmiran mushollah As-Suyudi telah mempersiapkan :

  1. Pelaksanaan Sholat Idul Adha di areal musholla dan sekitarnya
  2. Pendaftaran tabungan qurban sapi kolektif dari jamaah dan warga (menghubungi ketua takmir : Bapak Suparman)
  3. Kepanitiaan reguler dan relawan yang meliputi : Personil, kelengkapan alat dan fasilitas pendukung lainnya
  4. Pequrban dapat menyembelih sendiri/ menyaksikan prosesi penyembelihan hewan qurbannya
  5. Mekanisme distribusi yang merata dan dihantarkan langsung di kediaman masing-masing warga
  6. Kulit dan kepala hewan qurban diserahkan kepada fakir miskin, sehingga panitia dan takmir dilarang memperjualbelikan (sesuai ketentuan hukum fiqih)
  7. Laporan Idul Adha tahun 2017 M


Ketentuan Tabungan Qurban Kolektif Sapi :
  1. Seluruh warga dipersilakan untuk mendaftar tabungan kolektif sapi ke Bapak Suparman, untuk selanjutnya dicatat administrasinya
  2. Kisaran harga kolektif sapi untuk tahun ini Rp. 2,7 juta/orang
  3. Bagi yang telah mendaftar/ menabung, namun belum bisa melunasi hingga batas waktu pelunasan, maka uang tabungan tetap tersimpan dan akan diikutsertakan pada qurban tahun berikutnya (harga qurban juga mengikuti tahunnya)
  4. Dengan perhitungan matematis dari pengalaman, perolehan daging murni satu ekor sapi bisa mencapai 70-90 kg, sedangkan tujuh ekor kambing (5 kg x 7 ekor = 35 kg daging murni), maka disarankan untuk pequrban bisa berpartisipasi dalam qurban sapi kolektif. Agar distribusi bisa lebih merata dan berkah ke pequrban dan seluruh warga
  5. Namun pilihan qurban, kembali berdasarkan kepada keyakinan dan kemantapan hati para jamaah dan warga.

Puasa 6 hari di bulan Syawal



Memasuki Bulan Syawal saatnya untuk melaksanakan puasa sunah Syawal, yang dikerjakan dari tanggal 2 Syawal hingga akhir Syawal.

Hadits Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan : "Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian diikuti oleh puasa enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya sama dengan berpuasa selama satu tahun. (HR. Muslim no. 1164)

Hari pertama Syawal haram berpuasa karena itu adalah hari raya Idul Fitri, mulai berpuasa Syawal besoknya saat hari kedua hingga berakhirnya bulan Syawal.

Puasa Syawal ini berjumlah enam hari, dimana pelaksanaannya boleh dilakukan sekaligus atau enam hari berturut-turut, boleh juga tidak berturut-turut atau dicicil, yang penting hingga akhir Syawal jumlahnya enam hari, dan hukumnya  sunnah.

 Berikut ini lafal niat puasa Syawal.

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺻَﻮْﻡَ ﻏَﺪٍ ﻋَﻦْ ﺃَﺩَﺍﺀِ ﺳُﻨَّﺔِ ﺍﻟﺸَّﻮَّﺍﻝِ ﻟِﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhita‘âlâ. 

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.” 

Baca Juga : Hukum membatalkan puasa Syawal, saat silaturahim lebaran

Antara mengganti puasa wajib dengan puasa Syawal


Jumat, 15 Juni 2018

Oleh-oleh mudik spiritual

(Masjid As-Salafiyah Kedung asem)


Resume Khutbah Sholat Idul Fitri 1439 H
Masjid As-Salafiyah Kedung Asem-Surabaya
Khotib : Ustadz As'ad

Bersyukur kepada Allah dan meningkatkan ketakwaan dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya

Mengagungkan Asma Allah dengan tahlil tahmid dan tasbih

Rasa syukur hari kemenangan, semakin semarak dengan takbir, bersama hilir mudik orang menyerahkan zakat

Semakin sakral berbondong-bondong menunaikan sholat idul fitri, bersatu dengan berkumpul sujud dihadapan Allah sebagai hari kemenangan

Kemenangan selama satu bulan penuh bertempur menahan hawa nafsu

Ungkapan rasa syukur atas kemenangan berdasarkan keimanan

Apabila orang-orang telah selesai puasa Ramadhan dan keluar untuk sholat hari raya, maka saksikan bahwa Allah telah mengampuni mereka

Kemenangan yang telah direbut harus dipertahankan dengan sungguh-sungguh dari godaan iblis dan setan.

Tekat Iblis untuk menggoda manusia telah diikrarkan dihadapan Allah hingga hari kiamat

Iblis berkata, karena Engkau(Allah) telah menghukum sesat, maka Iblis menghalangi orang-orang agar tersesat dari berbagai arah

(Ilustrasi setan menggoda manusia)

Terkait seputar hari raya :
Betapa banyak orang tahun lalu bersama di hari raya tapi sekarang telah meninggal dunia, maka beruntunglah yang bisa menggampai kemenangan tahun ini

Anak Khalifah Umar bin Abdul Azis memakai pakaian sobek-sobek saat hari raya, tapi dia ridlo memakainya, sehingga keridloan anak yang ridlo kepada orang tuanya dan begitu sebaliknya. (dari kisah ini Khalifah Umar bin Abdul Azis menjadi pemimpin yang paling zuhud)

Seorang lelaki melihat Sayyidina Ali bin Abi Thalib makan roti alot pada hari raya, beliau (Ali) menjawab atas keheranan pria tersebut bahwa hari raya adalah tidak bermaksiyat kepada Allah, adalah makna dari hari raya yang sesungguhnya

Mari mencari ridllo sesama manusia, yang mengenal mereka

Menyambung persaudaraan kembali yang terputus diantara mereka, Menyambung silaturahim adalah bukan yang sepadan, tetapi menyambung persaudaraan yang telah memutuskan persaudaraan kepada kita, dan memaafkan yang telah bersalah terutama seiman dan seakidah.

Harapan bulan Syawal sebagai peningkatan ketakwaan, masjid meriah dengan jamaahnya, rajin membaca Qur'an dan sedekah

(Pen: Abi Dzulfiqar)

Senin, 11 Juni 2018

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H



Tanpa terasa puasa akan berakhir dan menuju hari kemenangan....
Setelah menahan haus dan lapar selama satu bulan...
Serta menahan semua hawa nafsu, demi mendapatkan pahala berlipat ganda....
Sekaligus menjadi latihan untuk memperbaiki diri dan melepas dari ketergantungan materi

Kebersamaan dalam beribadah dan beramaliyah di Mushollah As-Suyudi telah menyatukan segenap warga dengan begitu indah.....
Beriring dan berdamping melepas atribut perbedaan.
Serasa begitu indah untuk dikenang dan dirajut selamanya.


Syiar dakwah yang terkoneksi melalui dunia maya, seakan turut menyapa betapa pentingnya taklim, walau sulit harus bertatap muka untuk bersua


Bila Ramadhan ibarat kekasih....
Membersamainya merupakan kenikmatan yang menembus hingga denyutan arteri.
Berpagi menemani dalam menjemput rezeki, selaksa lapar dan dahaga akan dikekang bersama nafsu syahwati.
Bila senja telah tiba, munajat doa kepada sang pemilik jagat, berangkai terus dengan amalan hingga malam, seakan diri sudah berdiri di depan Ar-Royyan.

Kini dipenghujung bulan yang suci itu....
Akankah momentum itu akan berlanjut dihari-hari berikut,.....Sebuah komitmen diri yang seyogyanya terpatri.

Adakah sholat berjamaah menjadi pondasi nan kokoh dalam menegakkan agama dan menghamba utuh kepada-Nya

Bilakah sedekah dan zakat untuk berlatih diri dalam berbagi, menjadi refleksi dalam kesalehan hidup bermasyarakat.

Baca Juga : Laporan zakat fitrah 2018

Lidah yang terukir dengan lantunan bacaan Al-Qur'an menjadi penyejuk hati, pengganti lisan yang penuh ghibah dan kalbu yang tergerus penyakit iri dan dengki.

Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, perkenankan dari Ketakmiran Mushollah As-Suyudi menyampaikan Taqoballahu minna waminkum, shiyamana washiyamakum, Waja'alanallahu wai'iyyakum Minal Aidin wal Faizin....Mohon maaf lahir dan batin.


Kami sampaikan pula ucapan terimakasih atas peran serta dalam beraktivitas ibadah di mushollah As-Suyudi dengan istiqomah dari awal hingga akhir Ramadhan

Bila selama usaha kami dalam melayani kenyamanan beribadah ada yang kurang berkenan di hati para jamaah, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan akan kami jadikan segala kekurangan sebagai evaluasi untuk penyempurna pelayanan ketakmiran selanjutnya.

Bagi jamaah yang akan mudik ke desa, kami sampaikan hati-hati selama diperjalanan dan semoga selamat hingga tujuan, dapat berkumpul dengan keluarga serta handai taulan di kampung halaman dalam suasana yang berbahagia

Semoga amal ibadah kita selama di bulan suci Ramadhan 1439 H, diterima oleh Allah SWT dan mendapat balasan yang berlipat di Sisi-Nya. Aamiin yaa Robbal Aalamiin