Maksud dan Tujuan :
- Memperingati tahun baru Hijriah 1 Muharom 1441 H dengan kegiatan yang positif
- Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
- Menambah jiwa kerohanian jamaah, warga dan generasi muda
- Menjalin tali silaturahmi
- Menanamkan nilai-nilai agama, akhlak mulia, dan prilaku sehat, serta kreativitas.
Sabtu, 31 Agustus 2019
- Sholat Ashar berjamaah disertai doa akhir tahun
- Khususiyah & Khotmil Qur'an (bakda Sholat ashar hingga selesai)
- Sholat Maghrib berjamaah disertai doa awal tahun & Tahlil Kubro
- Sholat Isya berjamaah dan melanjutkan Khotmil Qur'an bila belum selesai
- Dilanjutkan dengan Pembacaan Sholawat Nabi dan doa
- Ramah Tamah.
Baca Juga : Doa Akhir-Awal Tahun Hijriyah
Bagi jamaah dan warga yang memiliki kelapangan rezeki dapat membantu dalam konsumsi, terutama saat ramah tamah setelah pembacaan Sholawat Nabi.
Baca juga : Hujjah Amaliyah
Ahad, 1 September 2019
Acara Sepeda Hias untuk anak-anak
Pukul : 06.00 sd selesai
Start - Finish : Musholla As-Suyudi
Rute : Melewati Masjid Imadudin dan kembali ke finish
Personil Pendukung : Remus dan Kartar
Bagi orang tua dimohon bisa mendampingi dengan bersepeda pula.
Yang disiapkan ketakmiran :
Baca juga : Hujjah Amaliyah
Ahad, 1 September 2019
Acara Sepeda Hias untuk anak-anak
Pukul : 06.00 sd selesai
Start - Finish : Musholla As-Suyudi
Rute : Melewati Masjid Imadudin dan kembali ke finish
Personil Pendukung : Remus dan Kartar
Bagi orang tua dimohon bisa mendampingi dengan bersepeda pula.
Yang disiapkan ketakmiran :
- Snack konsumsi peserta
- Bendera atribut Musholla As-Suyudi
- Hadiah undian kupon gratis
- Hadiah Quis tentang wawasan ke-Islaman
- Hadiah kategori sepeda hias terbaik.
Kupon gratis bisa didapatkan pada hari Sabtu malam, 31 Agustus 2019; di :
- Mbak Yuni, 6raya
- Mbak Putri, 6raya
- Mbak Lala, 6b
- Mbak Okta, 6raya
Baca juga : Kegiatan Muharom tahun 2018
Sejarah penetapan Tahun Baru Islam
Bermula dari adanya surat dari Gubernur Mesir Amru bin Ash kepada Pemerintah pusat ketika itu Kholifah Sayyidina Umar bin Khottab. Dalam surat itu diawali dengan bahasa "telah kami terima surat dari Tuan Kholifah tanpa tanggal dan tahun."
Membaca surat dari bawahannya yang merupakan kritik secara halus kepada pemerintah pusat yang dipimpin oleh beliau, Sayidina Umar bin Khottab RA.
Akhirnya beliau mengumpulkan semua komponen yang ada di Pemerintahan untuk bermusyawarah dalam rangka menentukan permulaan Tahun baru Islam.
Dari musyawarah itu ada berbagai macam usul untuk penentuan awal tahun baru ada yang mengusulkan agar penentuan tahun Islam diambil dari Tahun lahirnya Baginda Rasul Saw.
Dan juga ada yang usul diambil dari Bulan Romadan kerena Romadan adalah bulan suci ummat Islam.
Yang terakhir usul, intelektual muda yang dikenal dalam keilmuannya dan diakui oleh Nabi Muhammad Saw yaitu Sayidina Ali bin Abi Tholib, beliau usul agar penetapan tahun baru Islam diambil dari Hijrahnya Rasul ke Madinah kerena dengan Hijrahnya Rasul maka Islam menjadi berkembang ke berbagai penjuru Dunia.
Dengan usul ini, akhirnya Kholifah Umar menerima usul rasional Sayidina Ali ini dan akhirnya ditetapkanlah bahwa penanggalan Islam dimulai dari Hijrahnya Rasul Muhammad Saw.
Demikianlah risalah sejarah singkat penetapan tahun baru Islam.
Dengan memahami sejarah ini, mari kita lebih mencintai kalender milik kita sendiri disamping juga masih memakai kalender Masehi, semoga bermanfaat..Aamiin YMS.
SEJARAH BUBUR SYURO (10 MUHARROM)
Dalam tradisi sebagian umat islam ada kebiasaan membikin masakan BUBUR dalam setiap sepuluh syuro. Mereka menyebutnya "BUBUR SYURO".
Berikut asal muasal BUBUR SYURO:
Tersebut dalam kitab Nihayatuz-Zain karya as-syekh Imam Nawawi Banten RA.
وحكي ان نوحا عليه الصلاة والسلام لما استقرت به السفينة يوم عاشوراء قال لمن معه:
"اجمعوا مابقي معكم من الزاد. فجاء هذا بكف من الباقلاء وهو الفول, وهذا بكف من العدس, وهذا بارز, وهذا بشعير, وهذا بحنطة. فقال:اطبخوه جميعا فقد هنءتم بالسلامة. فمن ذلك اتخذ المسلمون طعام الحبوب. وكان ذلك اول طعام طبخ علي وجه الارض بعد الطوفان. واتخذ ذلك عادة في يوم عاشوراء.
(نهاية الزين صحيفة 179)
Dikisahkan bahwa nabi NUH AS setelah perahu beliau terdampar (di atas gunung ZUD) di hari 'ASYURO'. Beliau menyuruh orang-orang yang di perahu: "Kumpulkan sisa bekal kalian!!!".
Lalu ada yang membawa kacang faul/kacang kapri. Ada yang membawa kedelai, ada yang beras, ada yang membawa jagung, ada yang gandum. Lalu Nabi Nuh AS menyuruh: "Masak semuanya!!! Kalian telah di anugrahi keselamatan oleh Alloh SWT".
Dari peristiwa ini lantas umat muslim membuat hidangan dari biji bijian (kacang kacangan ya'ni BUBUR).
Dan itulah makanan yang pertama kali di bikin setelah banjir BAH. Dan itu jadi TRADISI setiap HARI ASYURO'.
والله اعلم بالصواب
Dokumentasi Kegiatan :
Sejarah penetapan Tahun Baru Islam
Bermula dari adanya surat dari Gubernur Mesir Amru bin Ash kepada Pemerintah pusat ketika itu Kholifah Sayyidina Umar bin Khottab. Dalam surat itu diawali dengan bahasa "telah kami terima surat dari Tuan Kholifah tanpa tanggal dan tahun."
Membaca surat dari bawahannya yang merupakan kritik secara halus kepada pemerintah pusat yang dipimpin oleh beliau, Sayidina Umar bin Khottab RA.
Akhirnya beliau mengumpulkan semua komponen yang ada di Pemerintahan untuk bermusyawarah dalam rangka menentukan permulaan Tahun baru Islam.
Dari musyawarah itu ada berbagai macam usul untuk penentuan awal tahun baru ada yang mengusulkan agar penentuan tahun Islam diambil dari Tahun lahirnya Baginda Rasul Saw.
Dan juga ada yang usul diambil dari Bulan Romadan kerena Romadan adalah bulan suci ummat Islam.
Yang terakhir usul, intelektual muda yang dikenal dalam keilmuannya dan diakui oleh Nabi Muhammad Saw yaitu Sayidina Ali bin Abi Tholib, beliau usul agar penetapan tahun baru Islam diambil dari Hijrahnya Rasul ke Madinah kerena dengan Hijrahnya Rasul maka Islam menjadi berkembang ke berbagai penjuru Dunia.
Dengan usul ini, akhirnya Kholifah Umar menerima usul rasional Sayidina Ali ini dan akhirnya ditetapkanlah bahwa penanggalan Islam dimulai dari Hijrahnya Rasul Muhammad Saw.
Demikianlah risalah sejarah singkat penetapan tahun baru Islam.
Dengan memahami sejarah ini, mari kita lebih mencintai kalender milik kita sendiri disamping juga masih memakai kalender Masehi, semoga bermanfaat..Aamiin YMS.
SEJARAH BUBUR SYURO (10 MUHARROM)
Dalam tradisi sebagian umat islam ada kebiasaan membikin masakan BUBUR dalam setiap sepuluh syuro. Mereka menyebutnya "BUBUR SYURO".
Berikut asal muasal BUBUR SYURO:
Tersebut dalam kitab Nihayatuz-Zain karya as-syekh Imam Nawawi Banten RA.
وحكي ان نوحا عليه الصلاة والسلام لما استقرت به السفينة يوم عاشوراء قال لمن معه:
"اجمعوا مابقي معكم من الزاد. فجاء هذا بكف من الباقلاء وهو الفول, وهذا بكف من العدس, وهذا بارز, وهذا بشعير, وهذا بحنطة. فقال:اطبخوه جميعا فقد هنءتم بالسلامة. فمن ذلك اتخذ المسلمون طعام الحبوب. وكان ذلك اول طعام طبخ علي وجه الارض بعد الطوفان. واتخذ ذلك عادة في يوم عاشوراء.
(نهاية الزين صحيفة 179)
Dikisahkan bahwa nabi NUH AS setelah perahu beliau terdampar (di atas gunung ZUD) di hari 'ASYURO'. Beliau menyuruh orang-orang yang di perahu: "Kumpulkan sisa bekal kalian!!!".
Lalu ada yang membawa kacang faul/kacang kapri. Ada yang membawa kedelai, ada yang beras, ada yang membawa jagung, ada yang gandum. Lalu Nabi Nuh AS menyuruh: "Masak semuanya!!! Kalian telah di anugrahi keselamatan oleh Alloh SWT".
Dari peristiwa ini lantas umat muslim membuat hidangan dari biji bijian (kacang kacangan ya'ni BUBUR).
(Bubur Suro, buatan warga Tambak Medokan Ayu)
Dan itulah makanan yang pertama kali di bikin setelah banjir BAH. Dan itu jadi TRADISI setiap HARI ASYURO'.
والله اعلم بالصواب
Dokumentasi Kegiatan :
(Ustadz Huriyanto membuka Khotmil Qur'an Akhir Tahun 1440 H)
Tahlil Kubro Bakda Maghrib
Sepeda Hias
(Kuis Pertanyaan Berhadiah)
(Hadiah)
Juara Sepeda Hias
Juara I : Divana
Juara II : Aisyah
Juara III : Abil