Salah
satu kegiatan tradisi selametan yang rutin dilakukan oleh umat Islam di
Indonesia bila ada keluarga yang mengandung ialah acara
tingkeban (selamatan 130 hari, 4 bulan) dan pitonan (selamatan 7 bulan) atau tradisi Jawa disebut mitoni.
Acara ini juga dikenal sebagai walimatul chamli. Dalam
acara ini biasanya para undangan diminta membaca surat Yusuf, Maryam,
Muhammad dan Luqman serta rangkaian Sholawat Nabi Muhammad SAW secara
bersama-sama dan mendoakan janin yang sedang dikandung agar dilindungi
oleh Allah hingga ia lahir, dan kelak menjadi anak yang saleh atau
salehah. Di akhir acara, biasanya tuan rumah akan menyuguhi tamu
undangan dengan sekedar berupa makanan.
Amaliah ini masuk dalam ayat.
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا
زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلًا
خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا
لَئِنْ آَتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِين [الأعراف/189]
“Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya
Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka
setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan,
dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia
merasa berat, keduanya (suami isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya
seraya berkata: “Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang
sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur”. (al-A’raf:
189)
Rasulullah mendoakan janin Ummu Sulaim dan Abu Thalhah
بَابُ مَا جَاءَ فِي دُعَائِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِالْبَرَكَةِ لِحَمْلِ أُمِّ سُلَيْمٍ مِنْ أَبِي طَلْحَةَ … وَقَدْ كَانَ
أَصَابَهَا تِلْكَ اللَّيْلَةَ ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « بَارَكَ اللهُ لَكُمَا فِي لَيْلَتِكُمَا » ، قَالَ
: فَوَلَدَتْ لَهُ غُلاَمًا كَانَ اسْمُهُ عَبْدُ اللهِ ، قَالَ :
فَذَكَرُوْا أَنَّهُ كَانَ مِنْ خَيْرِ أَهْلِ زَمَانِهِ
“Bab tentang riwayat doa Nabi Muhammad Saw dengan keberkahan untuk
kehamilan Ummu Sulaim dari Abu Thalha, Abu Thalhah bersetubuh
dengannya, Kemudian Nabi Saw mendoakan: “Semoga Allah memberkati kalian
berdua di malam kalian”. Ummu Sulaim melahirkan anak untuk Abu Thalhah,
bernama Abdullah. Mereka menyebutkan bahwa Abdullah adalah termasuk
orang terbaik di masanya”(HR Al-Baihaqi dalam Dalail an-Nubuwwah, 6/406)
Mendoakan anak-cucu juga telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim :
وَقَالَ { وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ } يَنْبَغِي
لِكُلِّ دَاعٍ أَنْ يَدْعُوَ لِنَفْسِهِ وَلِوَالِدَيْهِ
وَلِذُرِّيَّتِهِ.
“… Dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala.” (Ibrahim: 35). Ibnu Katsir berkata: Dianjurkan bagi
setiap orang yang berdoa untuk mendoakan dirinya sendiri, kedua orang
tuanya dan anak cucunya” Tafsir Ibnu Katsir: 4/513
Adapun contoh doa yang bisa dibacakan pada acara nujuh bulan ini bisa kita simak dalam karya Lajnah Ta’lif Pustaka Gerbang Lama, Pondok Pesantren Lirboyo, dalam buku Menembus Gerbang Langit; Kumpulan Doa Salafus Shalih (Kediri: Pustaka Gerbang Lama, 2010), hal. 120:
اللَّهُمَّ
يَا مُبَارِكُ بَارِكْ لَنَا فِي الْعُمُرِ وَالرِّزْقِ وَالدِّيْنِ
وَالدُّنْيَا وَالْوَلَدِ اللهم يَا حَافِظُ احْفَظْ وَلَدِيْ مَا دَامَ
فِي بَطْنِ أُمِّهِ وَاشْفِهِ مَعَ أُمِّهِ أَنْتَ الشَّافِيْ لَا شِفَاءَ
إِلَّا شِفَاؤُكَ وَ لَا تُقَدِّرْهُ سَقَمًا وَ لَا مَحْرُوْمًا
اللَّهُمَّ صَوِّرْ مَا فِي بَطْنِهَا صُوْرَةً حَسَنَةً جَمِيْلَةً
كَامِلَةً وَثَبِّتْ فِي قَلْبِهِ إِيْمَانًا بِكَ وَبِرَسُوْلِكَ فِي
الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ اللّهُمَّ طَوِّلْ عُمُرُهُ وَصَحِّحْ جَسَدَهُ
وَحَسِّنْ خُلُقَهُ وَأَفْصِحْ لِسَانَهُ وَأَحْسِنْ صَوْتَهُ لِقِرَاءَةِ
الْقُرْآنِ وَالْحَدِيْثِ بِجَاهِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ
Allahumma Yâ Mubârik, bârik lanâ fil ‘umuri war rizqi wad dîni wad dunya wal waladi. Allahumma yâ Hâfidzu, ihfadz waladî mâ dâma fî bathni ummihi wasyfihi ma’a ummihi Anta asy-syâfî lâ syifâ`an illâ syifâuka wa lâ tuqaddirhu saqaman wa lâ mahrûman. Allahumma shawwir mâ fî bathnihâ shûratan hasanatan jamîlatan kâmilatan wa tsabbit fî qalbihi îmânan bika wa bi rasûlika fiddunya wal âkhirah. Allahumma thawwil ‘umurahu wa shahhih jasadahu wa hassin khuluqahu wafshah lisânahu wa ahsin shautahu liqirâ-atil qur`âni wal hadîtsi bi jâhi sayyidil mursalîn
“Ya
Allah Sang Pemberi Berkah, berkahi kami dalam umur, rizqi, agama,
dunia, dan anak. Ya Allah Sang Penjaga, jaga anakku selama dia berada di
perut ibunya, beri kesehatan pada dia dan ibunya. Engkau Sang Pemberi
Kesehatan. Tiada kesehatan kecuali dari-Mu, tiada yang bisa mentakdirkan
sakit dan bahaya. Ya Allah, bentuklah janin yang ada di perut ibunya
dengan rupa yang baik, indah, dan sempurna. Tetapkan dalam hatinya
keimanan pada-Mu dan rasul-Mu di dunia dan akhirat. Ya Allah, panjangkan
umurnya, sehatkan jasadnya, baguskan akhlaknya, fasihkan lisannya,
merdukan suaranya untuk membaca Al-Qur’an yang mulia dan hadits, dengan
berkah derajat sang penghulu para utusan.”
Namun alangkah semakin bertambah barokah bila calon bapak maupun ibu yang sedang mengandung merutinkan bacaan Al-qur'an dan doanya pada waktu-waktu yang mustajabah.
Demikian, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bi shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar