Kamis, 31 Mei 2018

Kata Mutiara Nouman Ali Khan


Nouman Ali Khan adalah seorang ustadz dari Amerika Serikat dan CEO Bayyinah Institute. Beliau mendapat banyak perhatian komunitas muslim karena tema dakwah yang dibawakannya menggunakan sudut pandang linguistik Al-Quran

Selama berdakwah, terdapat banyak sekali kata-kata mutiara yang sangat menginspirasi dan menyejukkan hati yang telah beliau sampaikan. Berikut 10 di antara sekian banyak kata-kata mutiara yang pernah disampaikan beliau.

KATA MUTIARA 1

"Orang-orang yang menguji kesabaran Anda sesungguhnya adalah berkah. Tanpa mereka, Anda tidak akan bisa berlatih sabar."

KATA MUTIARA 2

"Ketika Anda sedang menghadapi sesuatu yang buruk dan mulai bertanya-tanya 'dimanakah Allah?'. Ingatlah bahwa saat sedang ujian, guru selalu diam."

KATA MUTIARA 3

"Bila Anda berada dalam posisi untuk membantu seseorang, berbahagialah! karena Allah sedang menjawab doa orang itu melalui Anda."

KATA MUTIARA 4

"Anda tahu apa yang Quran ajarkan kepada saya? Quran mengajarkan kepada saya bahwa orang yang sangat kaya bisa menjadi sebuah kegagalan (Firaun) dan seorang tunawisma bisa menjadi sukses (Nabi Ibrahim). Ini mengajarkan kepada saya bahwa kesuksesan tidak ada hubungannya dengan kekayaan dan kegagalan tidak ada hubungannya dengan kemiskinan."

KATA MUTIARA 5

"Bila Anda tidak sabar, Anda mulai mengeluh. Dan fakta bahwa Anda mengeluh adalah pertanda bahwa Anda tidak bersyukur."

KATA MUTIARA 6

"Anda tidak bisa mengubah tingkah laku seseorang, yang bisa Anda lakukan hanyalah mengingatkan mereka, dan berharap Allah akan mengubah hati mereka."

KATA MUTIARA 7

"Jangan memaksakan agama pada keluarga Anda. Tunjukkan pada mereka keindahan Agama melalui tingkah laku Anda."

KATA MUTIARA 8

"Saya bersyukur karena memeluk sebuah agama yang secara alami dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman namun memiliki nilai dan prinsip abadi."

KATA MUTIARA 9

"Setiap kesuksesan yang Anda alami adalah kombinasi dari dua hal: usaha Anda dan pertolongan Allah. Bila Anda tidak melakukan usaha yang cukup, Allah tidak akan memberikan barakah-Nya. Dan terkadang Anda bisa melakukan banyak usaha tapi Anda mungkin tidak mendapat hasil yang Anda harapkan. Itu juga merupakan barakah Allah."

KATA MUTIARA 10

"Tidak ada yang salah dengan memiliki pekerjaan bagus, tidak ada salahnya memiliki rumah yang bagus, tidak ada yang salah dengan itu. Yang salah adalah ketika hal itu menjadi tujuan utama Anda."

Referensi: http://www.azquotes.com/author/28405-Nouman_Ali_Khan

Doa Untuk Anak-Anak Kita


Doa Orang Tua Agar Anak Menjadi Sholeh Dan Sholehah

1. Doa Nabi Zakaria

رَبِّ هَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةٗ طَيِّبَةًۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ

(Robbiy habliy mil ladunka dzurriyyatan thoyyibatan innaka sami’ud du’a’)

“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa" (Qs.al-Furqon : 38)

2. Doa Nabi Ibrahim

رَبِّ ٱجۡعَلۡنِي مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِيۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ

(Robbij’alniy muqimash sholati wa min dzurriyyati robbana wa taqobbal du’a’)

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku" (Qs.Ibrahim : 40)

3. Doa Agar Anak Beriman Dan Bertakwa

رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٖ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا

(Robbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrota a’yun waj ‘alna lil muttaqiina imama)

“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa" (Qs.al-Furqon : 74)

4. Doa Agar Anak Menjadi Sholeh Dan Sholehah

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ أَوْلَادَنَا أَوْلَادًا صَالِحِيْنَ حَافِظِيْنَ لِلْقُرْآنِ وَالسُّنَّةِ فُقَهَاءَ فِى الدِّيْنِ مُبَارَكًا حَيَاتُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ

(Allahummaj ‘al awladana awladan sholihiin haafizhiina lil qur’ani wa sunnati fuqoha fid diin mubarokan hayatuhum fid dun-ya wal akhirah)

“Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami anak yang sholih sholihah, orang-orang yang hafal Al-Qur’an dan Sunnah, orang-orang yang faham dalam agama  kehidupan mereka didunia dan di akhirat”

5. Doa Agar Anak Berbakti Kepada Orang Tua

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لِي فِي أَوْلَادِي وَلَا تَضُرَّهُمْ وَوَفِّقْهُمْ لِطَاعَتِكَ وَارْزُقْنِي بِرَّهُمْ

(Allahumma barikliy fii awladiy, wa la tadhurruhum, wa waf fiqhum li tho’atik, war zuqniy birrohum)

“Ya Allah berilah barokah untuk hamba pada anak-anak hamba, janganlah Engkau timpakan mara bahaya kepada mereka, berilah mereka taufik untuk taat kepadaMu dan karuniakanlah hamba rejeki berupa bakti mereka”.

6. Doa Agar Anak Menjadi Pintar

اَللَّهُمَّ امْلَأْ قُلُوْبَ أَوْلَادِنَا نُوْرًا وَحِكْمَةً وَأَهْلِهِمْ لِقَبُوْلِ نِعْمَةٍ وَاَصْلِحْهُمْ وَاَصْلِحْ بِهِمُ الْأُمَّةَ

(Allaahummam-la’ quluuba aulaadinaa nuuron wa hik-matan wa ahlihim liqobuuli ni’matin wa ashlih-hum wa ashlih bihimul ummah)

“Ya Allah, penuhilah hati anak-anak kami dengan cahaya dan hikmah, dan jadikan mereka hamba-hamba-Mu yang pantas menerima nikmat, dan perbaikilah diri mereka dan perbaiki pula umat ini melalui mereka.”

7. Doa Agar Anak Memiliki Pemahaman Agama Yang Benar

اَللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ

(Allahumma faqqih hu fid diini wa ‘allimhut ta’wiila)

“Ya Allah, berikanlah kefahaman baginya dalam urusan agama, dan ajarkanlah dia ta’wil (tafsir ayat-ayat al-Qur’an)" (HR.Bukhari)

8. Doa Agar Anak Sehat, Cerdas Dan Bermanfaat Ilmunya

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ صَحِيْحًا كَامِلاً وَعَاقِلًا حَاذِقًا وَعَالِمًا عَامِلًا
(Allahummaj’alhu shohiihan kaamilan, wa ‘aqilan haadziqon, wa ‘aaliman ‘amilan)

“Ya Allah, jadikanlah ia anak yang sehat sempurna, berakal cerdas, dan berilmu lagi beramal"

9. Doa Agar Anak Diberikan Perlindungan Oleh Allah SWT.

أُعِيْذُهم بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
(U’iidzu hu bikalimaatillahit taammati min kulli syaithoniw wahaammatiw wamin kulli ‘ainil laammah)

“Aku memohon perlindungan baginya (sebut nama anak) dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari semua godaan setan dan binatang pengganggu serta dari pandangan mata buruk". (HR. Abu Daud 3371, dan dishahihkan al-Albani, diriwayatkan pula oleh Bukhari dan Tirmidzi)

Doa ini adalah doa yang pernah Rosulullah gunakan untuk mendoakan cucuknya Hasan dan Husein

10. Doa Agar Anak Mendapat Keberkahan

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا فِي أَئِمَّتِنَا وَجَمَاعَتِنَا وَأَهْلِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَأَمْوَالِنَا وَفِيمَا رَزَقْتَنَا وَبَارِكْ لَنَا فِيهِمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

(Allahumma ashlih lana fi aimmatina wa jamaa’atina wa ahlina wadzurriyyatina wa amwaalina wafiimaa razaqtana wa baariklana fiihim fid dunya wal aakhiroh)

“Ya Alloh perbaikilah untuk kami di dalam imam-imam kami, jama’ah kami, keluarga kami, istri-istri kami, anak-anak turun kami, harta-harta kami dan di dalam apa-apa (rizqi) yang engkau berikan kepada kami dan berilah kami kebarokahan dalam urusan mereka di dunia dan akhirat”

Rabu, 30 Mei 2018

Kajian Ramadhan : Didoakan Malaikat

12 ORANG YANG DIDOAKAN MALAIKAT

Berikut golongan-golongan yang didoakan oleh malaikat:

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa; Ya Allah, ampunilah hamba-Mu si fulan karena tidur dalam keadaan suci."
(HR. Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)

(Menunggu waktu sholat)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu sholat.
"Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu sholat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya; Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia."
(HR. Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim: 469)

3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam sholat berjamaah.
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan."
(HR. Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah dari Barra' bin 'Azib)

4. Orang yang menyambung shaf sholat berjamaah (tidak membiarkan kosong di dalam shaf).
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf."
(HR. Imam Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah)

5. Para malaikat mengucapkan "aamiin" ketika seorang Imam selesai membaca Al-Fatihah.
"Jika seorang Imam membaca; ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh-dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian "aamiin", karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu."
(HR. Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari: 782)

6. Orang yang duduk di tempat sholatnya setelah melakukan sholat.
"Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat sholat di mana ia melakukan sholat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata; Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia."
(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al-Musnad no. 8106)

7. Orang-orang yang melakukan sholat shubuh dan ashar secara berjama'ah.
"Para malaikat berkumpul pada saat sholat shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu sholat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga sholat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, "Bagaimana kalian meninggalkan hamba-Ku?", mereka menjawab; kami datang sedangkan mereka sedang melakukan sholat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan sholat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat."
(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al-Musnad no. 9140)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
"Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata;  "aamiin" dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan."
(HR. Imam Muslim dari Ummud Darda', Shahih Muslim: 2733)

9. Orang-orang yang berinfak.
"Tidak satu hari pun di mana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, "Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak", dan lainnya berkata, "Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit (bakhil)".
(HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari: 1442 dan Shahih Muslim: 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yang sedang makan sahur" Insya Allah termasuk di saat sahur untuk puasa "sunnah".
(HR. Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath-Thabrani, dari Abdullah bin Umar)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
"Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh."
(HR. Imam Ahmad dari 'Ali bin Abi Thalib, Al-Musnad: 754)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
"Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain."
(Al-Hadits dari Abu Umamah Al-Bahily).




Selasa, 29 Mei 2018

Kajian Ramadhan : Maksiat Saat Ramadhan





Allah telah memuliakan kita di bulan Ramadhan dengan dibukakan pintu surga, ditutup pintu neraka dan dibelenggunya setan-setan. Karena itu, segala perbuatan maksiat seharusnya lebih mudah untuk dinggalkan, sementara amal ibadah menjadi ringan untuk kita kerjakan.
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu sesungguhnya Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam bersabda:
إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ ، وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ
”Apabila bulan Ramadan datang, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari Muslim)
Dalam riwayat lain Rasulullah juga bersabda:
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ ، ثُمَّ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجِنَانِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ ، وَيُنَادِي مُنَادٍ : يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ ، وَذَلِكَ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ
“Ketika awal malam bulan Ramadan tiba, setan dan jin pembangkang dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satupun pintunya yang dibuka. Pintu-pintu surga dibuka dan tidak ada satu pun pintunya yang ditutup. (Kemudian) ada penyeru yang berseru, ‘Wahai pencari kebaikan datanglah! Wahai pencari keburukan, berhentilah! Dan Allah menetapkan (orang-orang yang) dibebeskan dari siksa neraka, dan hal itu (terjadi pada) setiap malam’.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah
Tentang dibelenggunya syetan, sebagian orang mungkin masih ada yang bertanya-tanya, mengapa masih banyak kemungkaran yang terjadi di bulan Ramadan, bukankah setan-setan telah dibelenggu?
Dalam kitab Fathul Bari, Al-Hafidh Ibnu Hajar mengutip sebuah keterangan dari Imam al-Qurtubi, di mana beliau berkata, “Maksudnya adalah perbuatan maksiat akan sedikit terjadi pada orang yang menjaga syarat-syarat dan adab dalam berpuasa. Atau makna lain bisa juga yang dibelenggu adalah sebagian syetan yang membangkang bukan semuanya.”
Kemudian beliau melanjutkan, “Atau maksudnya adalah berkurangnya keburukan, dan hal ini sangat tampak sekali. Atau yang terjerumus dalam kemaksiatan pada bulan tersebut lebih sedikit dibandingkan pada bulan-bulan lainnya, karena dibelenggunya semua setan tidak berarti menghilangkan seluruh keburukan dan kemaksiatan. Sebab, selain setan ada faktor-faktor lain yang menyebabkan hal tersebut terjadi, seperti nafsu buruk, kebiasaan jelek atau gangguan setan dari jenis manusia.” (Lihat: Fathul Bari, 4/145)
Sementara itu, Syekh Muhammad Shalih al-Munajjid dalam salah satu risalahnya, Dzad As-Shaim, menjelaskan, “Ada yang menafsirkan bahwa maksud dibelenggu di sini tidak semua setan. Ada yang mengatakan, maksud dibelenggu adalah dilemahkan gerakannya namun tidak terhalangi dari kemampuan menggodanya.
Namun, jika dimaksudkan setan di sini adalah setan manusia atau nafsu yang memerintahkan kepada keburukan maka kita akan mengerti sebab terjadinya maksiat pada bulan tersebut. Akan tetapi, yang jelas, kejahatan yang terjadi pada bulan tersebut lebih sedikit.”
Wallahu a’lam bis shawab.

Senin, 28 Mei 2018

Kisah Inspiratif : Kemoceng

K E M O C E N G
( Bahayanya Fitnah di Media sosial dll.)
“Habib… Maafkanlah saya yang telah memfitnah Habib dan ajarkan saya sesuatu yang bisa menghapuskan kesalahan saya ini.”
Aku berusaha menjaga lisanku, tak ingin sedikitpun menyebarkan kebohongan dan menyinggung perasaan Habib.”
Habib Umar terkekeh :
“Apa kau serius?” Katanya.

Aku menganggukkan kepalaku dengan penuh keyakinan :
“Saya serius, Habib, Saya benar-benar ingin menebus kesalahan saya.”

Habib Umar terdiam beberapa saat. Ia tampak berfikir. Aku sudah membayangkan sebuah doa yang akan diajarkan Habib Umar kepadaku, yang jika aku membacanya beberapa kali maka Allah akan mengampuni dosa-dosaku. Aku juga membayangkan sebuah laku, atau tirakat, atau apa saja yg bisa menebus kesalahan dan menghapuskan dosa-dosaku.
Beberapa jenak kemudian, Habib Umar mengucapkan sesuatu yang benar-benar di luar perkiraanku. 
“Apakah kamu punya sebuah kemoceng di rumahmu?”
Aku benar-benar heran Habib Umar justru menanyakan sesuatu yang tidak relevan untuk permintaanku tadi.
“Maaf, Habib?” Aku berusaha memperjelas maksud Habib Umar.
Habib Umar tertawa, seperti Habib Umar yang biasanya. Diujung tawanya, ia sedikit terbatuk.
Sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, ia menghampiriku,
“Ya, temukanlah sebuah kemoceng di rumahmu,” katanya.
Tampaknya Habib Umar benar-benar serius dengan permintaannya.
“Ya, saya punya sebuah kemoceng di rumah, Habib. Apa yang harus saya lakukan dengan kemoceng itu?”
Habib Umar tersenyum.
“Besok pagi, berjalanlah dari rumahmu ke pondokku,” katanya,

“Berjalanlah sambil mencabuti bulu-bulu dari kemoceng itu. Setiap kali kamu mencabut sehelai bulu, ingat-ingat perkataan burukmu tentang aku, lalu jatuhkan di jalanan yang kamu lalui.”
Aku hanya bisa mengangguk. Aku tak akan membantahnya. Barangkali maksud Habib Umar adalah agar aku merenungkan kesalahan-kesalahanku. Dan dengan menjatuhkan bulu-bulunya satu per satu, maka kesalahan-kesalahan itu akan gugur diterbangkan waktu…
“Kau akan belajar sesuatu darinya,” kata Habib Umar Ada senyum yang sedikit terkembang di wajahku.
Keesokan harinya, aku menemui Habib Umar dengan sebuah kemoceng yang sudah tak memiliki sehelai bulupun pada gagangnya. Aku segera menyerahkan gagang kemoceng itu pada beliau.
“Ini, Habib bulu-bulu kemoceng ini sudah saya jatuhkan satu per satu sepanjang perjalanan. Saya berjalan lebih dari 5 km dari rumah saya ke pondok ini. Saya mengingat semua perkataan buruk saya tentang Habib.

(Ilustrasi bulu beterbangan)

Saya menghitung betapa luasnya fitnah-fitnah saya tentang Habib yang sudah saya sebarkan kepada begitu banyak orang. Maafkan saya, Habib. Maafkan saya…”
Habib Umar mengangguk-angguk sambil tersenyum. Ada kehangatan yang aku rasakan dari raut mukanya :
“Seperti aku katakan kemarin, aku sudah memaafkanmu. Barangkali kamu hanya khilaf dan hanya mengetahui sedikit tentangku. Tetapi kau harus belajar seusatu…,” katanya.

Aku hanya terdiam mendengar perkataan Habib Umar yang lembut, menyejukkan hatiku.
“Kini pulanglah…” kata Habib Umar.
Aku baru saja akan segera beranjak untuk pamit dan mencium tangannya, tetapi Habib Umar melanjutkan kalimatnya :
“Pulanglah dengan kembali berjalan kaki dan menempuh jalan yang sama dengan saat kamu menuju pondokku tadi…”

Aku terkejut mendengarkan permintaan Habib Umar kali ini, apalagi mendengarkan “syarat” berikutnya:
“Di sepanjang jalan kepulanganmu, pungutlah kembali bulu-bulu kemoceng yg tadi kau cabuti satu per satu. Esok hari, laporkan kepadaku berapa banyak bulu yang bisa kamu kumpulkan.”
Aku terdiam. Aku tak mungkin menolak permintaan Habib Umar.
“Kamu akan mempelajari sesuatu dari semua ini,” tutup Habib Umar.
Sepanjang perjalanan pulang, aku berusaha menemukan bulu-bulu kemoceng yang tadi kulepaskan di sepanjang jalan. Hari yang terik. Perjalanan yang melelahkan.
Betapa sulit menemukan bulu-bulu itu. Mereka tentu saja telah tertiup angin, atau menempel di sebuah kendaraan yang sedang menuju kota yang jauh, atau tersapu ke mana saja ke tempat yang kini tak mungkin aku ketahui.
Tapi aku harus menemukan mereka! Aku harus terus mencari ke setiap sudut jalanan, ke gang-gang sempit, ke mana saja!
Aku terus berjalan…
Setelah berjam-jam, aku berdiri di depan rumahku dengan pakaian yang dibasahi keringat. Nafasku berat. Tenggorokanku kering.
Di tanganku, kugenggam lima helai bulu kemoceng yang berhasil kutemukan di sepanjang perjalanan.
Hari sudah menjelang petang. Dari ratusan yang ku cabuti dan ku jatuhkan dalam perjalanan pergi, hanya lima helai yang berhasil kutemukan dan kupungut lagi di perjalanan pulang. Ya, hanya lima helai. Lima helai.
Hari berikutnya aku menemui Habib Umar dengan wajah yang murung. Aku menyerahkan lima helai bulu kemoceng itu pada Habib Umar :
“Ini, Habib, hanya ini yang berhasil saya temukan.” Aku membuka genggaman tanganku dan menyodorkannya pada Habib Umar.

Habib Umar terkekeh :
“Kini kamu telah belajar sesuatu,” katanya.

Aku mengernyitkan dahiku :
“Apa yang telah aku pelajari, Habib?” Aku benar-benar tak mengerti.

“Tentang fitnah-fitnah itu,” jawab Habib Umar.
Tiba-tiba aku tersentak. Dadaku berdebar. Kepalaku mulai berkeringat.
“Bulu-bulu yang kamu cabuti dan kamu jatuhkan sepanjang perjalanan adalah fitnah-fitnah yang kamu sebarkan. Meskipun kamu benar-benar menyesali perbuatanmu dan berusaha memperbaikinya, fitnah-fitnah itu telah menjadi bulu-bulu yang beterbangan entah kemana. Bulu-bulu itu adalah kata-katamu.
Mereka dibawa angin waktu ke mana saja, ke berbagai tempat yang tak mungkin bisa kamu duga-duga, ke berbagai wilayah yang tak mungkin bisa kamu hitung!”

Tiba-tiba aku menggigil mendengarkan kata-kata Habib Umar. Seolah-olah ada tabrakan pesawat yang paling dahsyat di dalam kepalaku. Seolah-olah ada hujan mata pisau yang menghujam jantungku.
Aku ingin menangis sekeras-kerasnya. Aku ingin mencabut lidahku sendiri.
“Bayangkan salah satu dari fitnah-fitnah itu suatu saat kembali pada dirimu sendiri… Barangkali kamu akan berusaha meluruskannya, karena kamu benar-benar merasa bersalah telah menyakiti orang lain dengan kata-katamu itu. Barangkali kamu tak ingin mendengarnya lagi. Tetapi kamu tak bisa menghentikan semua itu! Kata-katamu yang telah terlanjur tersebar dan terus disebarkan di luar kendalimu, tak bisa kamu bungkus lagi dalam sebuah kotak besi untuk kamu kubur dalam-dalam sehingga tak ada orang lain lagi yang mendengarnya. Angin waktu telah mengabadikannya.”
“Fitnah-fitnah itu telah menjadi dosa yang terus beranak-pinak tak ada ujungnya. Agama menyebutnya sebagai dosa jariyah. Dosa yang terus berjalan diluar kendali pelaku pertamanya.
Maka tentang fitnah-fitnah itu, meskipun aku atau siapapun saja yang kamu fitnah telah memaafkanmu sepenuh hati, fitnah-fitnah itu terus mengalir hingga kau tak bisa membayangkan ujung dari semuanya.
Bahkan meskipun kau telah meninggal dunia, fitnah-fitnah itu terus hidup karena angin waktu telah membuatnya abadi.
Maka kamu tak bisa menghitung lagi berapa banyak fitnah-fitnah itu telah memberatkan timbangan keburukanmu kelak.”
Tangisku benar-benar pecah. Aku tersungkur di lantai.
“Astagfirulloh hal-adzhim… Astagfirullohal-adzhim… Astagfirulloh hal-adzhim…”

Aku hanya bisa terus mengulangi istighfar. Dadaku gemuruh. Air mata menderas dari kedua ujung mataku.
“Ajari saya apa saja untuk membunuh fitnah-fitnah itu, Habib. Ajari saya! Ajari saya! Astagfirulloohal-adzhim…” Aku terus menangis menyesali apa yang telah aku perbuat.
Habib Umar tertunduk. Beliau tampak meneteskan air matanya.
“Aku telah memaafkanmu setulus hatiku, Nak,” katanya,

“Kini, aku hanya bisa mendoakanmu agar Allah mengampunimu, mengampuni kita semua. Kita harus percaya bahwa Allah, dengan kasih sayangnya, adalah zat yang Maha terus menerus menerima taubat manusia… Innallooha tawwaabur-rahiim…”
Aku disambar halilintar jutaan megawatt yang mengguncangkan batinku!
Aku ingin mengucapkan sejuta atau semiliar istighfar untuk semua yang sudah kulakukan!
Aku ingin membacakan doa-doa apa saja untuk menghentikan fitnah-fitnah itu!
“Kini kamu telah belajar sesuatu,” kata sang Habib, setengah berbisik. Pipinya masih basah oleh air mata.
Demikianlah sahabat dan saudaraku. Itulah kenapa, fitnah itu “KEJAM”. Lebih kejam dari pada pembunuhan.
Bayangkan berapa juta wall di medsos yang kita penuhi kalau 1 kali saja posting fitnah dan itu akan menetap abadi sepanjang masa apalagi kalau di share. Maka setiap kita posting mari di telaah dulu fitnah atau bukan?
Semoga kita terhindar dari fitnah manusia dan fitnah dajjal.
Aamiin…

SEMOGA BERMANFAAT…

Ijazah Doa Masuk Rumah


IJAZAH DARI GURU MULIA ALHABIB 'UMAR BIN HAFIDH KETIKA MASUK RUMAH.

ﻗﺮﺍﺀﺓ ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻷﺧﻼﺹ ٣ ﻣﺮﺍﺕ ﻋﻨﺪ ﺩﺧﻮﻝ ﺍﻟﻤﻨﺰﻝ ﺗﻨﻔﻰ ﺍﻟﻔﻘﺮ ﻋﻦ ﺍﻫﻞ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻭﻋﻦ ﺍﻟﺠﻴﺮﺍﻥ
Pembacaan suroh al-ikhlash 3 kali ketika masuk rumah adalah menghilangkan kefakiran dari penghuni rumah dan tetangga-tetangga

ﻗﺮﺍﺀﺓ ﺍﻳﺔ ﺍﻟﻜﺮﺳﻰ ﻋﻨﺪ ﺩﺧﻮﻝ ﺍﻟﻤﻨﺰﻝ ﺗﻮﺭﺙ ﺍﻷﻟﻔﺔ ﺑﻴﻦ ﺍﻫﻞ ﺍﻟﻤﻨﺰﻝ
Pembacaan ayat kursiy ketika masuk rumah adalah menyebabkan keramahan diantara penghuni rumah

ﻓﻤﻦ ﺍﺭﺍﺩ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻰ ﺑﻴﺘﻪ ﺍﻷﻟﻔﺔ ﻭﺍﻟﺮﺯﻕ ﻓﻼ ﻳﺘﺮﻙ ﺍﻳﺔ ﺍﻟﻜﺮﺳﻰ ﻭﺍﻷﺧﻼﺹ ﻛﻠﻤﺎ ﺩﺧﻞ ﻣﻨﺰﻟﻪ
Barang siapa yg ingin di dalam rumahnya terdapat keramahan dan rizki, maka janganlah ia meninggalkan membaca ayat kursiy dan suroh al-ikhlash setiap masuk rumahnya

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻭَﺳَﻠِّﻢ ﻭَﺑَﺎﺭِﻙ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ 
ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺍَﺟﻤَﻌِﻴﻦ
Silahkan di amalkan, ijazah untuk umum.
_[ ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺣﻔﻴﻆ ]_ 


   ﺁﻟﻠّﻬُﻢَ ﺻَﻠّﯿﮱِ ﻋَﻠﮱ ﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤّﺪْ 
   ﻭَ ﻋَﻠﮱ ﺁﻝِ ﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤَّﺪ
“ Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada penghulu dan kepada keluarga penghulu kami Nabi Muhammad."

📚علم اهل السنة مفتاح الجنة📚

Siroh Nabawi : WAFATNYA SAYYIDAH KHODIJAH AL KUBRO binti KHUWAILID



Tanggal 11 Romadhon adalah hari wafatnya SAYYIDAH KHODIJAH  AL KUBRO binti KHUWAILID

DETIK-DETIK WAFATNYA SITI KHADIJAH, ISTRI TERCINTA RASULULLAH

Siti Khadijah adalah istri pertama Rasulullah. Orang yang pertama kali beriman kepada ALLAH dan kenabian Rasulullah. Orang yang sangat berjasa bagi dakwah Rasulullah dan penyebaran agama Islam.

Siti Khadijah wafat pada hari ke-11 bulan Ramadlan tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Khadijah wafat dalam usia 65 tahun, saat usia Rasulullah sekitar 50 tahun.

PERMINTAAN TERAKHIR

Diriwayatkan, ketika Khadijah sakit menjelang ajal, Khadijah berkata kepada Rasululllah SAW,

Aku memohon maaf kepadamu, Ya Rasulullah, kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu.

Jauh dari itu ya Khadijah. Engkau telah mendukung dawah Islam sepenuhnya, jawab Rasulullah

Kemudian Khadijah memanggil Fatimah Azzahra dan berbisik,

Fatimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba, yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku.

Mendengar itu Rasulullah berkata,

Wahai Khadijah, ALLAH menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga.

Ummul mukminin, Siti Khadijah pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Rasulullah. Didekapnya istri Beliau itu dengan perasaan pilu yang teramat sangat. Tumpahlah air mata mulia Beliau dan semua orang yang ada disitu.

KAIN KAFAN DARI ALLAH

Saat itu Malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan. Rasulullah menjawab salam Jibril dan kemudian bertanya,

Untuk siapa sajakah kain kafan itu, ya Jibril?

Kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah, untuk Fatimah, Ali dan Hasan jawab Jibril. Jibril berhenti berkata dan kemudian menangis.

Rasulullah bertanya, Kenapa, ya Jibril?

Cucumu yang satu, Husain tidak memiliki kafan, dia akan dibantai dan tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan sahut Jibril.

Rasulullah berkata di dekat jasad Khadijah,

Wahai Khadijah istriku sayang, demi ALLAH, aku takkan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. ALLAH maha mengetahui semua amalanmu.

"Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu.

"Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban?

Tersedu Rasulullah mengenang istrinya semasa hidup.

Seluruh kekayan Khadijah diserahkan kepada Rasulullah untuk perjuangan agama Islam. Dua per tiga kekayaan Kota Mekkah adalah milik Khadijah. Tetapi ketika Khadijah hendak menjelang wafat, tidak ada kain kafan yang bisa digunakan untuk menutupi jasad Khadijah.

Bahkan pakaian yang digunakan Khadijah ketika itu adalah pakaian yang sudah sangat kumuh dengan 83 tambalan diantaranya dengan kulit kayu.

Rasulullah kemudian berdoa kepada ALLAH.

Ya ALLAH, ya Ilahi Rabbi, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Khadijahku, yang selalu membantuku dalam menegakkan Islam. Mempercayaiku pada saat orang lain menentangku. Menyenangkanku pada saat orang lain menyusahkanku. Menentramkanku pada saat orang lain membuatku gelisah. Oh Khadijahku sayang, kau meninggalkanku sendirian dalam perjuanganku. Siapa lagi yang akan membantuku?

Tiba-tiba Ali berkata, Aku, Ya Rasulullah!

PENGORBANAN SITI KHADIJAH SEMASA HIDUP

Dikisahkan, suatu hari ketika Rasulullah pulang dari berdakwah, Beliau masuk ke dalam rumah. Khadijah menyambut, dan hendak berdiri di depan pintu. Ketika Khadijah hendak berdiri, Rasulullah bersabda,

Wahai Khadijah tetaplah kamu ditempatmu.

Ketika itu Khadijah sedang menyusui Fatimah yang masih bayi.

Saat itu seluruh kekayaan mereka telah habis. Seringkali makananpun tak punya. Sehingga ketika Fatimah menyusu, bukan air susu yang keluar akan tetapi darah. Darahlah yang masuk dalam mulut Fatimah r.a.

Kemudian Beliau mengambil Fatimah dari gendongan istrinya lalu diletakkan di tempat tidur. Rasulullah yang lelah seusai pulang berdakwah dan menghadapi segala caci maki dan fitnah manusia itu lalu berbaring di pangkuan Khadijah.

Rasulullah tertidur. Ketika itulah Khadijah membelai kepala Rasulullah dengan penuh kelembutan dan rasa sayang. Tak terasa air mata Khadijah menetes di pipi Rasulullah. Beliau pun terjaga.

Wahai Khadijah Mengapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku, Muhammad? tanya Rasulullah dengan lembut.

Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan. Namun hari ini engkau telah dihina orang. Semua orang telah menjauhi dirimu. Seluruh kekayaanmu habis. Adakah engkau menyesal wahai Khadijah bersuamikan aku, Muhammad?" lanjut Rasulullah tak kuasa melihat istrinya menangis.

Wahai suamiku. Wahai Nabi ALLAH. Bukan itu yang kutangiskan." jawab Khadijah.

"Dahulu aku memiliki kemuliaan. Kemuliaan itu telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu aku adalah bangsawan. Kebangsawanan itu juga aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan. Seluruh kekayaan itupun telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya.

"Wahai Rasulullah. Sekarang aku tak punya apa-apa lagi. Tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini. Wahai Rasulullah. Sekiranya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, sekiranya engkau hendak menyebrangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyebarangi sungai namun engkau tidak memperoleh rakit pun atau pun jembatan.

"Maka galilah lubang kuburku, ambilah tulang belulangku. Jadikanlah sebagai jembatan untuk engkau menyebrangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu.

"Ingatkan mereka tentang kebesaran Allah. Ingatkan mereka kepada yang hak. Ajak mereka kepada Islam, wahai Rasulullah.

Karena itu, peristiwa wafatnya Siti Khadijah sangat menusuk jiwa Rasulullah. Alangkah sedih dan pedihnya perasaan Rasulullah ketika itu karena dua orang yang dicintainya yaitu istrinya Siti Khadijah dan pamannya Abu Thalib telah wafat.

Tahun itu disebut sebagai Aamul Huzni (tahun kesedihan) dalam kehidupan Rasulullah.

Ilaa hadlratin Nabiyyil musthafa, wa ilaa Khadijah al Kubra, al Fatihah. 

Di kutip dari :
Kitab Al Busyro, yang ditulis Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliky al Hasani.


Biografi Ulama : ABUYA AS-SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL-MALIKI AL-HASANI




PENJAGA ASWAJA DI TANAH HAROM, RUJUKAN ULAMA NUSANTARA 

BIOGRAFI IMAM AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH ABAD 21
ABUYA AS-SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL-MALIKI AL-HASANI
Di tulis oleh : Hai'ah ASH-SHOFWAH AL-MALIKIYYAH 

Abuya As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alwi Al-maliki Al-Hasani lahir di kota Makkah tahun 1365 H / 1945 M.

Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah Makkah, dimana ayah beliau As-Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di halaqah di Haram Makki yang tempatnya sangat masyhur dekat Babussalam

Setelah As-Sayyid Alwi Al-Maliki wafat, putra beliau As-Sayyid Muhammad tampil sebagai penerus. 

Disamping mengajar di Masjidi Haram, beliau diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz- Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah bagian ilmu Hadith dan Usuluddin. Cukup lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua Universiatas tsb, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil membuka majlis ta’lim dirumah beliau di Utaibiyyah kemudian pindah ke Rushoifah 

Abuya As-Sayyid Muhammad Al-maliki dikenal sebagai guru, pengajar dan pendidik yang tidak beraliran keras, tidak berlebih-lebihan, dan selalu menerima hiwar dengan hikmah dan mauidhah hasanah. Beliau ingin mengangkat derajat dan martabat Muslimin menjadi manusia yang berperilaku baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama, terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya. 

Beliau adalah orang cerdas dan terpelajar, berani dan jujur serta adil dan cinta kasih terhadap sesama. Itulah ajaran utama Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki. Beliau selalu menerima dan menghargai pendapat orang dan menghormati orang yang tidak sealiran dengannya atau tidak searah dengan thariqahnya.

Dalam kehidupannya beliau selalu bersabar dengan orang-orang yang tidak bersependapat baik dengan pemikirannya atau dengan alirannya, semua yang berlawanan diterima dengan sabar dan dijawab dengan hikmah.

Beliau tahu persis bahwa kelemahan Islam terdapat pada pertikaian para ulamanya dan ini memang yang di inginkan musuh Islam. 

Sampai-sampai beliau menerima dengan rela digeser dari kedudukannya baik di Universitas dan ta’lim beliau di masjidil Haram. Semua ini beliau terima dengan kesabaran dan keikhlasan bahkan beliau selalu menghormati orang orang yang tidak bersependapat dan sealiran dengannya, semasih mereka memiliki pandangan khilaf yang bersumber dari al-Quran dan Sunah.

Pada akhir hayat beliau yang berkenaan dengan adanya kejadian teroris di Saudi Arabia, beliau mendapatkan undangan dari ketua umum Masjidil Haram Syeikh sholeh bin Abdurahman Alhushen untuk mengikuti “Hiwar Fikri” di Makkah yang diadakan pada tgl 5 sd 9 Dzul Qo’dah 1424 H / Desember 2003 M dengan judul “Al-qhuluw wal I’tidal Ruya Manhajiyyah Syamilah”, di sana beliau mendapat kehormatan untuk mengeluarkan pendapatnya tentang thatarruf atau yang lebih poluler disebut ajaran yang beraliran fundamentalists atau extremist. Dan dari sana beliau telah meluncurkan sebuah buku yang sangat popular dikalangan masyarakat Saudi yang berjudul “Alqhuluw Dairah Fil Irhab Wa Ifsad Almujtama”. Dari situ, mulailah pandangan dan pemikiran beliau tentang da’wah selalu mendapat sambutan dan penghargaan masyarakat luas.

Pada tg 11 Dzul Qo’dah 1424 H / 4 Januari 2004 M, beliau mendapat kesempatan untuk memberikan ceramah di hadapan wakil raja Amir Abdullah bin Abdul Aziz yang isinya beliau selalu menggaris-bawahi akan usaha menyatukan suara ulama dan menjalin persatuan dan kesatuan da’wah.

Di samping tugas beliau sebagai da’i, pengajar, pembimbing, dosen, penceramah dan segala bentuk kegiatan yang bermanfaat bagi agama, beliau pula seorang pujangga besar dan penulis unggul. Tidak kurang dari 100 buku yang telah dikarangnya, semuanya beredar di seluruh dunia. Tidak sedikit dari kitab2 beliau yang beredar telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Prancis, Urdu, Indonesia dll.

Ketika kunjungan beliau ke Malaysia pada bulan Syawwal 1423 / Desember 2002 Abuya Memberi amanah kepada murid beliau tertua KH. Ihya’ Ulumuddin untuk membuat wadah bagi para alumni atas pendapat dari Abuya As-Sayyid Ahmad putra beliau, alhamdulillah pada Tgl 2 Muharrom 1424 H / 5 Maret 2003 sebanyak 25 murid beliau berkumpul di kediaman KH. Muhyiddin Nor Pondok Pesantren Darussalam Tambak Madu Surabaya semua sepakat mewujudkan amanah beliau berda’wah secara berjama’ah dengan di beri nama Hai’ah ASH-SHOFWAH yang sekarang kantor pusatnya berda di Jl. Gayungsari Surabaya sebelah timur Masjid Al-Akbar Surabaya dimana sudah mempunyai 15 kantor cabang diseluruh Indonesia 

Beliau wafat hari jumat tgl 15 romadhan 1425H / 30 Oktober 2004 M dan dimakamkan di pemakaman Al-Ma’la disamping makam istri Rasulullah Khadijah binti Khuwailid. Dan yang menyaksikan penguburan beliau seluruh umat muslimin yang berada di Makkah pada saat itu termasuk para pejabat, ulama, para santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari luar Makkah atau dari luar negri. Semuanya menyaksikan hari terakhir beliau sebelum disemayamkan, semua menyaksikan janazah beliau setelah disholati di Masjidil Haram setelah sholat isya’ yang dihadiri oleh tidak kurang dari sejuta manusia. Begitu pula selama tiga hari tiga malam rumahnya terbuka bagi ribuan orang yang ingin mengucapkan belasungkawa dan melakukan `aza’.


Beliau wafat meninggalkan 6 putra, As-Sayyid Ahmad, As-Sayyid Abdullah, As-Sayyid Alwi, As-Sayyid Ali, As-Sayyid Al- Hasan dan As-Sayyid Al-Husen dan beberapa putri-putri yang tidak bisa disebut satu persatu disini .

Selamat tinggal ayah yang berhati baik. Selamat tinggal sosok tubuh yang pernah menanamkan hikmah, ilmu, teladan dihati hati kami. Selamat tinggal pemimpin umat yang tak bisa kami lupakan dalam pendiriannya dan keikhlasannya. Selamat tinggal pahlawan yang jujur, ikhlas dalam amal dan perbuatanya. Selamat jalan… selamat jalan,.. kebaikan dan kemulyaan engkau telah meliputimu semasa hidupmu dan disaat wafatmu. Engkau telah hidupi hari hari mu didunia dengan mulia, dan sekarang Engkau telah terima imbalannya disaat wafatmu pula dengan mulia. Jika sekarang kita telah berpisah untuk sementara, maka kami pasti akan menyusulmu Insya Allah dan kita pasti akan bertemu dan berkumpul kembali…. amin yarobbal alamin

Minggu, 27 Mei 2018

Kajian Ramadhan : Nuzulul Qur'an

Peringatan Nuzulul Qur'an
Di Mushollah As-Suyudi

Dokumentasi Nuzulul Qur'an
Musholla As-Suyudi, Jumat 01 Juni 2018






Pelaksanaannya mengkhatamkan Al-Qur'an 30 Juz secara serempak, mulai dari usia Bapak hingga remaja belia.
Acara diakhiri dengan doa dan jamuan nasi Mentok Goreng sambel pencit khas Madura.





Peringatan Nuzulul Qur'an
PCNU Kota Surabaya
Bungkul, 6 Juni 2018

BISYAFATI WA BIBAROKATI MALAM NUZUL QUR'AN

Bismillah..
Allaahumma nawwir quluubanaa bi tilaawatil qur aan, wa zayyin akhlaaqonaa bijaahil qur aan, wa hassin a'maalanaa bi dzikril qur aan, wa najjinaa minan naari bi karoomatil qur aan, wa adkhilnal jannata bi syafaa'atil qur aan.

"Ya ALLAH sinari hati kami dengan  membaca Al-Quran. Hiasi akhlak kami dgn kemuliaan Al-Qur'an

Baguskanlah amalan kami dengan  berzikir  serta bertadarus Al-Quran. Selamatkanlah kami dari api neraka karena kemuliaan Al-Quran. Masukkanlah kami ke dalam surga-Mu dengan syafaat Al-Quran."

Yaa Allah…
Yaa Rahman Yaa Rahim.
Aku memohon kepada-Mu, Muliakanlah kami.
Bahagiakan Keluarga kami.
Kuatkan iman kami.
Berkahi rizki kami.
Beri kenikmatan dalam beribadah.
Hiasilah hati kami dengan kesabaran dan kasih sayang,

Yaa Allah yaa Rabbil Izzati.
Jadikan kami termasuk orang yang Engkau Rahmati dalam 10 hari pertama Ramadhan.
Yang Engkau ampuni dosa-dosanya dalam 10 hari yang kemudian.
Yang Engkau Bebaskan dari api Neraka dalam 10 hari sisanya.
Dan Engkau beri kesempatan kami untuk bermunajat kepada-Mu di malam Lailatul Qadar.

Kabulkanlah do’a-do’a kami, peliharalah kesehatan kami  dan berilah kecintaan kami pada-Mu dengan Al Quran.

Amiin..yaa Rabbal Aamiin



Nuzulul Qur’an artinya adalah turunnya Al Qur’an. berasal dari kata Nuzul yang berarti turun. Kiranya lebih baik bagi kita untuk mengetahui dulu bagaimana cara Al Qur’an diturunkan.
Pertama: Al-Qur’an Diturunkan Secara Sekaligus di bulan Ramadhan
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an.” (QS. Al-Baqarah 185)

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.” (QS. Al-Qadr 1)
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
Sesungguhnya kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam yang diberkahi.” (QS. Ad-dukhon 3)
Semua ayat yang disebut di atas, menjelaskan bahwa turunnya Al-Quran pertama kali, yaitu di bulan Ramadhan tepatnya di malam lailatul qadar. Dan pada surat Ad-Dukhon yang dimaksud malam mubarok ialah malam lailatul qadar pada bulan Ramadhan sebagaimana pendapat para ulama tafsir. (tafsir Al-Alusi)
Kedua: Al-Qur’an Diturunkan Secara Berangsur di Seluruh Bulan Ramadhan Ketika Nabi Masih Hidup
Pendapat yang kedua ini mengatakan bahwa Al-Qur’an Diturunkan Secara Berangsur di seluruh bulan ramadhan selama 23 tahun; 13 tahun di Makkah dan 10 tahun di Madinah. Dan turunnya Al-Qur’an secara berangsuran telah dijelaskan dalam firman Allah SWT,
وَقُرْآناً فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً
Dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al Isra: 106)
Dan ayat pertama yang turun menurut kebanyakan ulama ialah surat Al-Alaq (dan ini adalah pendapat yang kuat), atau biasa kita sebut dengan surat Iqra’ ayat 1-5. Ini berdasarkan riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab Shahih keduanya dari ‘Aisyah radiyallahu ‘anha Istri Rasul SAW.
Ketiga: Al-Qur’an Diturunkan Secara Sekaligus di Malam Lailatul Qadar dan Kemudian Secara Berangsur Diturunkan pada Nabi
Pendapat yang terakhir inilah yang paling kuat dan banyak dipegang oleh Jumhur Ulama, yakni Al Qur’an diturunkan sekaligus ke langit dunia (Daarul Izzah) pada malam Lailatul Qadar kemudian diturunkan dengan cara berangsur-angsur sepanjang kehidupan Rasulullah SAW setelah beliau diangkat menjadi Nabi di Makkah hingga hijrah ke Madinah sampai beliau wafat.
Banyak para ulama yang mengatakan bahwa pendapat inilah yang paling mendekati kebenaran, berdasarkan suatu riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Hakim dalam Al Mustadrak dengan sanad yang shahih, dari Ibnu Abbas radhiyallhu ‘anhuma, beliau mengatakan bahwasanya Al-Quran itu turun sekaligus ke langit dunia pada malam lailatul qadar. Kemudian diturunkan berangsur-angsur selama 20 tahun, kemudian ia membaca ayat,
وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا
Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik.” (QS. Al Furqan: 33)
وَقُرْآناً فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً
Dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al Isra: 106)
Imam An-Nasa’i juga meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: “……Dan Al-Qur’an diletakkan di baitil izzah dari langit dunia kemudian Jibril turun dengan membawanya kepada Muhammad SAW.
Kapan Ayat Pertama Turun?
Adapun “kapan” surat Iqra’ itu diturunkan, ulama dan ahli sejarah berbeda pendapat tentang ini. Ada yang berpendapat bahwa ayat pertama turun di bulan Rabiul Awwal, ada juga yang mengatakan ayat pertama turun di bulan Ramadhan, selain itu ada juga yang mengatakan di bulan Rajab.
Namun pendapat yang kuat dan menjadi hujjah jumhur ulama ialah di bulan Ramadhan sesuai firman Allah SWT: “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an.” (QS. Al-Baqarah 185).
Jumhur ulama menyepakati bahwa Ayat yang Pertama Turun adalah surat Iqra’ 1 – 5, turunnya ayat ini sekaligus sebagai pengangkatan Nabi Muhammad SAW menjadi utusan Allah. Dan ini terjadi pada hari senin, sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Abu Qotadah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi SAW pernah ditanya tentang puasa hari senin, kemudian beliau menjawab: “itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan diturunkan kepadaku wahyu.”
Kemudian Ulama kembali berbeda pendapat tentang tanggal turunnya pada bulan Ramadhan. Ada yang mengatakan malam 7 Ramadhan, ada juga yang mengatakan malam 17 Ramadhan, ada juga yang mengatakan malam 24, juga ada yang mengatakan tanggal 21 Ramadhan.
Sheikh Shofiyur-Rohman Al-Mubarakfuri dalam kitab Sirah Nabawi ‘Rahiqul-Makhtum’ menjelaskan: “Setelah melakukan penelitian yang cukup mendalam, mungkin bisa disimpulkan bahwa hari turunnya ayat pertama ialah hari senin tanggal 21 bulan Ramadhan malam. Yang bertepatan tanggal 10 Agustus 660 M, dan ketika itu usia Nabi tepat 40 Tahun 6 bulan 12 hari hitungan bulan, tepat 39 tahun 3 bulan 12 hari hitungan matahari. Hari senin pada bulan Ramadhan tahun itu ialah antar 7, 14, 21, 24, 28, dan dari beberapa riwayat yang shahih bahwa malam lailatul qadar itu tidak terjadi kecuali di malam-malam ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadhan. Jika kita bandingkan firman Allah surat Al-Qadar ayat pertama dengan hadits Abu Qatadah yang menjelaskan bahwa wahyu diturunkan hari senin di atas, dan dengan hitungan tanggalan ilmiyah tentang hari senin pada bulan Ramadhan tahun tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa wahyu pertama turun kepada Rasul SAW itu tanggal 21 Ramadhan malam”.
Kenapa Nuzul Qur’an Diperingati di Malam 17 Ramadhan?
Dan yang menjadi alasan mayoritas kaum muslimin dalam memperingati Nuzulul Qur’an di malam tanggal 17 Ramadhan, adalah perkataan Imam Ibnu Katsir (W. 774 H) dalam kitabnya Al-Bidayah wan-Nihayah, Al-Waqidi meriwayatkan dari Abu Ja’far Al-Baqir yang mengatakan bahwa “Wahyu yang pertama kali turun pada Rasul SAW terjadi di hari senin 17 Ramadhan dan dikatakan juga 24 Ramadhan.
Kesimpulan
Kesimpulannya bahwa malam lailatul qadar yang disebut sebagai malam turunnya Al-Qur’an ialah benar, karena itu ialah malam yang al-Qur’an turun secara lengkap sekaligus dari Lauh Mahfudz ke langit dunia (baitul-Izzah).

Wallahua'lam bishshowab
Dikutip dari berbagai sumber.