Sabtu, 10 Februari 2018

Masyarakat Ideal

Suatu hari Umar bin Khatab yang pada saat itu menjabat sebagai hakim (qadhi) datang menghadap Khalifah Abu Bakar Al-Shidiq dengan disaksikan oleh sahabat yang lain, Umar mengundurkan dirinya dari jabatan.

Kata Umar "Yaa Amirul Mukminin Abu Bakar, sudah lama aku memegang jabatan qadhi dalam khilafah ini, namun tidak banyak yang mengadukan hal ihwahnya kepadaku, karena itu sekarang aku mengajukan permohonan agar dibebaskan dari jabatan ini."

Khalifah Abu Bakar dengan nada heran lantas bertanya "Mengapa engkau mengajukan permohonan ini ? apakah karena beratnya tugas tersebut, wahai sahabatku Umar? "

"Tidak wahai Amirul Mukminin, akan tetapi aku sudah tidak dibutuhkan lagi menjadi qadhi-nya kaum Mukmin " jawab Umar Bin Khatab.

Mereka semua sudah tahu hak nya masing-masing, sehingga tidak ada yang menuntut lebih dari hak nya. Mereka juga sudah tahu kewajibannya sehingga tidak seorangpun yang merasa perlu menguranginya. Mereka satu sama lain mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.

(Ilustrasi : Keseimbangan Hak-Kwajiban)

"Kalau salah seorang tidak hadir ?" lanjut Umar bin Khatab, "Mereka mencarinya. kalau ada yang sakit mereka menjenguknya, kalau ada yang tidak mampu mereka membantunya, kalau ada yang membutuhkan pertolongan mereka menolong, dan kalau ada yang tertimpa musibah mereka menyampaikan rasa duka cita. Agama mereka adalah nasehat. Akhlak mereka dalam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Karena itulah tak ada alasan bagi mereka untuk bertengkar.

Kisah tersebut mencerminkan masyarakat yang baik dan pelajaran dalam memperbaiki masyarakat. Ada dua pilar penting yang harus dikerjakan bersama. :

Pertama, tidak hanya menjadikan syariat Islam sebagai pedoman hidup tapi juga sebagai nasehat sehingga terbentuk keinginan dan harapan yang baik dalam perasaan individu masyarakat dan individu yang lain. Rasulullah SAW bersabda, " Tidaklah saling mencintai dua orang dalam agama kecuali yang paling utama diantara keduanya adalah yang paling besar cintanya kepada sahabatnya" (HR. Bukhari)

Kedua, Amar Ma'ruf Nahi Munkar yang terwujud dalam aktivitas dan meluruskan perilaku yang bengkok, sehingga individu masyarakat sadar akan perilakunya yang salah dan ketika tampak dihadapan mereka jalan yang lurus, diharapkan mereka kembali dengan penuh kesadaran.

Tidak ada proses perbaikan yang lebih baik, daripada proses yang dilalui diri sendiri dengan penuh kesadaran. Allah swt, berfirman " Sesungguhnya Allat swt. tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (QS. Al-Ra'ad [13] :11).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar