Emosi, pada dasarnya, memang tak pernah tetap, stabil, dan tak berubah-ubah. Emosi tak akan pernah menjadi tetap dan permanen. Sebab itulah ia disebut "emosi" yang berasal dari kata "motion" yang berarti gerak. Dari satu situasi ke situasi lain, Anda terus-menerus berubah. Saat ini Anda mungkin bersedih, saat lain Anda bergembira; suatu saat Anda menjadi pemarah, saat lain Anda menjadi penyayang. Suatu ketika Anda sangat mencinta, besok lusa bisa jadi anda dipenuhi kebencian; suatu pagi terasa begitu indah, tapi malamnya terasa menjemukan. Semua ini berlangsung terus menerus. Setiap saat. Sepanjang hayat. Itulah sebabnya, kita perlu mengelola emosi.
Penelitian terbaru juga menemukan, pengelolaan emosi yang buruk -yang tecermin dalam stres, sesungguhnya memicu produksi hormon-hormon negatif yang menghantam sistem kekebalan tubuh kita, dan membuat kesehatan kita menjadi sangat rentan terhadap serangan penyakit.
Kondisi tubuh yang capai dan lemah akan mudah sekali memicu emosi kita. Kita pun menjadi lebih mudah marah, frustasi, depresif, atau stres. Akibatnya, tubuh yang sudah lunglai akan lebih mudah lagi terserang berbagai penyakit, akibat merosotnya kekebalan tubuh.
Karena berawal dari emosi, penanganan medik-konvesional seringkali tidak memadai lagi. Sebab upaya "penyembuhan" tidak menyentuh "causa-penyebabnya". Kita hanya meredakan gejala.
Pernah dengar ada obat untuk menangkal kemarahan-kemarahan kita ?
Maka menelusuri buku ini menemukan inti dari emosional detoks, mengubah kemarahan, kecemasan, dan depresif menjadi energi sehat.
Penelitian terbaru juga menemukan, pengelolaan emosi yang buruk -yang tecermin dalam stres, sesungguhnya memicu produksi hormon-hormon negatif yang menghantam sistem kekebalan tubuh kita, dan membuat kesehatan kita menjadi sangat rentan terhadap serangan penyakit.
Kondisi tubuh yang capai dan lemah akan mudah sekali memicu emosi kita. Kita pun menjadi lebih mudah marah, frustasi, depresif, atau stres. Akibatnya, tubuh yang sudah lunglai akan lebih mudah lagi terserang berbagai penyakit, akibat merosotnya kekebalan tubuh.
Karena berawal dari emosi, penanganan medik-konvesional seringkali tidak memadai lagi. Sebab upaya "penyembuhan" tidak menyentuh "causa-penyebabnya". Kita hanya meredakan gejala.
Pernah dengar ada obat untuk menangkal kemarahan-kemarahan kita ?
Maka menelusuri buku ini menemukan inti dari emosional detoks, mengubah kemarahan, kecemasan, dan depresif menjadi energi sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar