Selasa, 14 Agustus 2018

Pemimpin yang Saleh


Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Dinasti Umayah merupakan contoh pemimpin yang saleh. Dikisahkan, pada hari pertama menjadi khalifah, ia berpidato, "Saya bukan lebih baik dari kalian, melainkan sayalah yang paling berat membawa beban"

Kepemimpinan adalah tanggung jawab yang sangat berat. Tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Fatimah, istri Umar bin Abdul Azis, selalu melihat suaminya menangis di masjidnya. Padahal, negara yang dipimpinnya telah benar-benar makmur. Semua rakyat merasa dipenuhi hak-haknya.

Ketika Fatimah menanyakan hal itu, Khalifah Umar pun menjawab "Saya lagi merenungi nasib rakyat, takut masih ada di antara mereka yang lapar, yang sakit tanpa pengobatan, yang tidak mempunyai pakaian, yang dizalimi, yang terasing, yang tua bangka tanpa ada bantuan, yang miskin dan mempunyai banyak keluarga, dan lain sebagainya di belahan negeri ini. Saya tahu di hari kiamat nanti akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Saya takut kalau saya tidak mempunyai alasan yang benar. Karenanya saya menangis."

Umar bin Dur meriwayatkan, suatu hari ia melihat Khalifah Umar bin Abdul Aziz sedang bersedih dan ia pun bertanya penyebabnya. Khalifah Umar menjawab, "Siapa saja yang berada pada posisi seperti saya akan bersedih. Bayangkan, saya selalu memikirkan bagaimana menyampaikan setiap hak kepada masing-masing rakyat, baik ia minta ataupun tidak"

Setiap malam, seperti diriwayatkan Atha', Khalifah Umar mengumpulkan para ulama, duduk bersama-sama, merenung tentang kematian dan hari kiamat. Lalu mereka sama-sama menangis seakan menangisi seseorang yang baru saja meninggal dunia.

(Ilustrasi berkumpul dengan para ulama)


Rasa takut akan siksaan Allah Swt. di hari kiamat benar-benar terhunjam dalam diri Umar. Dari sinilah kemudian terpancar perilaku kepemimpinannya yang sungguh menyebarkan kesejahteraan bagi semua rakyatnya. Bila Umar berkhutbah di hari Jumat, ia pun selalu mengingatkan kepada jamaah, "Wahai manusia, perbaikilah apa yang tidak tampak dari perilakumu niscaya yang tampak akan baik, dan berbuatlah untuk akhiratmu niscaya duniamu akan cukup."

Wahib bin Al-Ward menceritakan, ketika sekelompok kerabat Umar datang dan minta tambahan harta, sang khalifah hanya menjawab, "Saya takut akan siksaan Allah yang pedih bila saya berbuat maksiat "

Sementara dalam riwayat Al-Suyuthi disebutkan, hanya dua tahun lima bulan Umar memimpin, tetapi rakyat di seluruh negeri benar-benar menikmati buah keadilan yang ditegakkannya.

Juga disebutkan, sebelum menjabat Umar mempunyai empat puluh ribu dinar. Ketika wafat, ia hanya mempunyai empat ratus dinar.

Amru bin Muhajir bercerita, Umar tidak pernah memakai hak milik negara untuk kepentingan pribadi.

Hasan Al-Qashab menyebutkan, kesalehan Umar sebagai pemimpin ternyata telah memancarkan rahmat tidak hanya kepada rakyat melainkan juga kepada binatang.

Diriwayatkan, selama kemimpinan Umar, serigala dan kambing hidup berdampingan dalam satu padang gembala. Ketika ditanya bagaimana mungkin serigala itu tidak menyerang kambing, sang penggembala
menjawab, "Bila kepala baik maka seluruh badan akan baik."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar