Selasa, 06 November 2018

KASIH TAK MENGENAL BENCI


Rabiah, wanita Sufi yang terkenal itu, sering berperilaku aneh. Dalam pergaulan sehari-hari jarang ia melakukan hal-hal yang oleh kaum fundamentalis "tentu" dianggap "tidak wajar". Tidak sesuai dengan kodrat wanita.

Aneh, tapi demikian adanya. Masyarakat kita yang sakit ini merupakan hasil ulah kelompok pria, kaum "Adam" yang konon ditakdirkan untuk "memimpin" wanita. Edan, tapi kaum Hawa, mereka yang "dipimpin" itu, nampaknya juga tidak keberatan. Wanita sudah begitu terbiasa dipimpin, dijajah, diperbudak, sehingga hidup dalam sangkar dianggap sebagai "kodrat wanita."

Tetapi Rabiah adalah seorang pemberontak. Seorang wanita yang sering dikatakan "lemah", yang mungkin lebih tepat dikatakan "lembut" dan Rabiah membuktikan bahwa di balik kelembutan wanita ada kekuatan yang luar biasa. Ia tidak lemah, ia lembut. Kelemahan akan membuat Anda keras. Anda tidak akan melakukan tindakan kekerasan, apabila Anda tidak lemah. Ia yang kuat, dalam arti kata yang sebenarnya, menjadi lembut.

Iman Rabiah kuat, itu sebabnya ia lembut. Para ahli kitab mengkritik dia. Ia pun tidak peduli. Pada suatu ketika, mereka menegurnya, "Kau tidak takut tergoda oleh Setan?"

Ia menjawab, "Hatiku hanya satu, dan yang satu itu sudah kuserahkan kepada Tuhan. Tidak tersisa sesuatu dalam diri ini yang bisa digoda oleh Setan." 

Pada lain kesempatan, mereka mengejek Rabiah, "Sepertinya kau tidak membenci Setan."

Rabiah tersenyum, "Benci? Masih ingatkah kalian, pernah kukatakan bahwa hatiku hanya satu, dan hati yang satu ini sudah terisi dengan Kasih Allah, tidak ada lagi tempat untuk kebencian."

Tidak perlu bersusah payah mengusir kebencian. Hadirkan kasih dan kebencian akan tergusur dengan sendirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar