Begitu banyak surat dan ayat suci Al-Quran serta hadits yang membahas masalah dusta. Allah SWT memang Mahatahu bahwa dari zaman ke zaman selalu saja ada manusia yang berbuat dusta, mulai dari dusta kepada Allah SWT hingga dusta antarmanusia.
Dalam surat Ali-’Imran ayat 34 tercantum : “Maka barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah SWT sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim.”
Juga dalam surat Al-Nahl ayat 105. “Sesungguhnya yang mengada-adakan kedustaan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah SWT dan mereka itulah orang-orang pendusta.”
Selain dusta kepada Allah SWT banyak pula manusia berdusta kepada para Rasul atau Nabi. Dalam Surat Yusuf ayat 27 disebutkan: “Dan jika baju gamisnya koyak dibelakang maka wanita itulah yang dusta dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar.”
Nyatanya Nabi Yusuf a.s benar, itu pertanda bahwa segala permusuhan, peperangan, bahkan antarumat Islam sendiri tak lepas dari akibat dusta.
Nyatanya Nabi Yusuf a.s benar, itu pertanda bahwa segala permusuhan, peperangan, bahkan antarumat Islam sendiri tak lepas dari akibat dusta.
Layaklah jika umat Islam menjauhkan perbuatan dusta, baik dusta dalam urusan dagang, pekerjaan, jasa, dalam menggunakan uang negara sebagai milik rakyat, bahkan dusta kepada keluarga sendiri. Ini karena dusta menjauhkan iman.
Hadis lain menyebutkan: “Tak ada perilaku yang lebih dibenci oleh Rasulullah Saw daripada dusta” (HR Ahmad bin Hanbal Al-Bazzar).
Allah pun berfirman: “Ingatlah bahwa laknat Allah SWT pada orang yang berdusta.”
Begitu pula bagi yang menjalankan ibadah puasa, Perbuatan dusta haruslah betul-betul dijauhi. Umar bin Khattab r.a. berkata: “Berpuasa tidak hanya tidak makan dan tidak minum saja, tetapi juga berpuasa dari dusta, perbuatan batil, dan sia-sia”.
Begitu juga hadis Nabi : “Barang siapa yang tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan yang tidak senonoh (dusta, memaki, mengumpat, dan sebagainya). Allah SWT sama sekali tidak butuh ia meninggalkan makan dan minum.” (HR Bukhari, Ahmad bin Hanbal, dan Ashhab al-Sunan).
Hal itu berarti bahwa puasa kita sia-sia belaka, sesuai hadis Nabi: “Bisa jadi orang yang berpuasa tidak memperoleh apa-apa dari puasanya selain lapar dan haus. Dan bisa jadi pula orang yang sholat dimalam hari tidak mendapatkan apa-apa dai sholatnya selain kantuk.” (HR Al-Nasa'i, Ibnu Majah dan Al Hakim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar