Dari QS. Al-Ahzab : 56, lahirlah satu pertanyaan mengapa Allah dan malaikatnya juga bersholawat kepada Rasulullah ?
Ada sebab turunnya ayat ini (asbabun nuzul), ketika Ka'ab bin 'Ajrah, sahabat Rasul berkata, "Wahai Rasulullah, Engkau telah mengajarkan kepada kami bacaan salam. Untuk itu ajarkanlah bacaan sholawat kepada kami."
Maka Rasulullah pun mengajarkannya untuk membaca sholawat Ibrahimiyah sebagaimana yang lazim dibaca ketika tasyahud akhir di setiap pelaksanaan sholat.
Ayat ini turun di latarbelakangi juga oleh penuturan para sahabat tentang Bani Israil, dan Nabinya, yaitu Nabi Musa yang senantiasa bersholawat kepada Tuhannya.
( HR. Ibnu Hatim dari Ibnu Abbas).
Disamping itu sholawat juga merupakan hubungan tali silaturahim secara spiritual kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya sebagaimana disebut dalam QS. Ali Imron : 169-170
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Rabb-nya dengan mendapat rezeki. (QS. Ali ‘Imraan: 169)
Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka. Dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka. Bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Ali ‘Imraan: 170
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Rabb-nya dengan mendapat rezeki. (QS. Ali ‘Imraan: 169)
Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka. Dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka. Bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Ali ‘Imraan: 170
Bagi yang masih meragukan dan diragukan tentang sholawat.
Pertama : Sholawat itu tidak menuhankan Muhammad, bukan menyembah kepada Muhammad.
Kedua, Sholawat itu tidak menganggap Muhammad sebagai anak Tuhan
Dalam sholawat kita akan menemukan formasi garis yang membentuk segitiga cinta. di titik atas ada Allah, dititik kanan ada Nabi Muhammad SAW, dan di titik kiri ada kaum muslimin.
Pada garis pertama, antara Allah dengan Rasulullah yang saling mencintai.
Pada garis kedua antara Allah dan kaum muslimin, Allah sangat mencintai kita tetapi kita setengah-setengah, tidak total cintanya kepada Allah.
Garis yang ketiga antara Nabi Muhammad dengan kita (kaum muslimin). Beliau sangat mencintai kita, melakukan tirakat dan berdoa kepada Allah agar kita diselamatkan.
(Ilustrasi : Segitiga Cinta)
Lantas bagaimana dengan yang umat Islam yang hidup setelah ditinggal wafat Rasulullah ? siapa yang mendoakan mereka ? Rasulullah mewariskan mekanisme kabulnya doa atas nasib kita semua. Allah akan mengabulkan doa kita, selama melangsungkan lalu lintas segitiga tersebut
Imam Ghazali mengatakan bahwa sesungguhnya berlipat gandanya pahala sholawat atas Nabi Muhammad SAW adalah karena sholawat itu bukan hanya mengandung banyak kebaikan, di dalamnya juga tercakup makna pembaharuan-pembaharuan dan spirit revolusi; pembaharuan Iman kepada Allah SWT; Pembaharuan Iman kepada Rasulullah SAW; pengagungan terhadap Rasul SAW dengan Inayah Allah SWT.
Anas bin Malik berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda : "Barangsiapa membaca sholawat untukku satu kali, maka Allah memberikan kepadanya sepuluh sholawat, dan dihapus daripadanya sepuluh kesalahan, serta diangkat pula dia pada sepuluh derajad,"
Abu Umamah Al-Bahili ra. berkata, Bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah Ta'ala menjanjikan kepadaku, bahwa apabila aku telah meninggal dunia, maka Beliau menjadikan aku dapat mendengar sholawat yang dibacakan oleh orang untukku, sedangkan aku di kota Madinah dan umatku di dunia Timur dan Barat.
Lalu beliau berkata : "Wahai Abu Umamah, Sesungguhnya Allah Ta'ala telah menjadikan seluruh dunia ini dan semua makhluk yang diciptakan oleh Allah adalah dalam kuburku. Aku bisa mendengar dan bisa melihatnya. Barang siapa membaca sholawat untukku satu kali, maka Allah Ta'ala akan bersholawat untuknya sepuluh kali. Dan barangsiapa membaca sholawat untukku sepuluh kali, maka Allah bersholawat untuknya seratus kali."
(M. Syukron & Ahmad Fathoni, Rahasia Sholawat Nabi, 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar