Sabtu, 24 Maret 2018

ALLAH MENGAJARKAN CINTA


Cinta adalah salah satu pesan Agung yang Allah SWT sampaikan kepada umat manusia sejak awal penciptaan makhluk-Nya. 

Dalam satu hadits yang diterima dari Abu Hurairah, Rasullah SAW Bersabda, "Ketika Allah SWT menciptakan makhluk-makhluk Nya di atas Arsy, Dia menulis satu kalimat dalam kitab-Nya, 'Sesungguhnya Cinta kasih-Ku mengalahkan amarah-Ku'." (HR Muslim) atau dalam versi lain, "Sesungguhnya Cinta kasih-Ku mendahului amarah-Ku" (HR. Muslim)

Dalam kehidupan manusia, cinta sering direfleksikan dalam bentuk dan tujuannya yang beragam. 

Ada dua bentuk cinta. Pertama, cinta karena Allah SWT. Kedua, Cinta karena manusia. 

Bagi seseorang yang mencintai orang lain karena Allah SWT dan Rasul-Nya, maka ia akan menjadikan cinta itu sebagai media efektif untuk saling memperbarui dan saling intropeksi diri, sudah sejauh mana pengabdian kita kepada Allah SWT. Cinta model ini akan berujung pada kepatuhan total dan ketundukan tulus, bahwa apa yang dilakukannya adalah semata-mata karena pembuktian cintanya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.


Sementara bagi seseorang yang mencintai orang lain karena manusia, maka ia akan banyak menimbulkan persoalan serius. cinta ini sifatnya singkat, karena cinta model ini biasanya muncul karena dorongan material dan hawa nafsu. Dua hal yang sering membuat manusia lalai dalam kenikmatan duniawi. 

Rabi'ah Al-Adawiyah, seorang tokoh sufi terkemuka, suatu ketika berlari-lari di jalan sambil membawa seember air dan api. Ketika ditanyai seseorang tentang apa yg sedang dilakukan, Rabi'ah tegas menjawab bahwa ia membawa air untuk menyiram api neraka, dan membawa api untuk membakar surga. 

Menurut Rabi'ah, hanya karena niat ibadah untuk memperoleh surga dan terhindar dari api neraka inilah kebanyakan manusia melupakan tujuan hakiki ibadahnya. Padahal, ibadah bukanlah bertujuan untuk memperoleh surga atau menghindari neraka. Ibadah merupakan bentuk cinta tulus ikhlas kepada Allah SWT.

Pergaulan juga mesti dilandasi cinta. Dengan itu kehidupan akan berjalan harmonis dan langgeng. 

Cinta yang diajarkan Allah sendiri adalah Dzat yang abadi dan tak pernah rusak. Maka, keabadian, keharmonisan dan kesejahteraan umat manusia akan tercapai jika cinta yang ada pada diri manusia ditujukan semata-mata karena Allah.

Allah sendiri yang mengingatkan manusia bahwa Dia tidak akan pernah mendahulukan amarahnya. Cinta Allah yang menyebar di alam semesta inilah yang menjadi bukti bahwa keharmonisan itu benar-benar terjadi 

Seseorang yang tidak melakukan cinta yang diajarkan Allah SWT tidak akan berhasil mendapatkan cinta-Nya. 

Dalam salah satu haditsnya, Rasullulah SAW Bersabda "Siapa yang tidak mencintai manusia maka ia tidak akan dicintai Allah SWT (HR Bukhari).

Model cinta Allah SWT yang diajarkan adalah cinta tertinggi, karena selain berakibat pada kebahagiaan abadi di akhirat, imbasnya bagi kehidupan dunia pun akan terasa.

Baca pula :
Dengan cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar