Rabu, 21 Maret 2018

ILMU DAN AMAL


Diakui atau tidak, ilmu memang harus pada urutan sebelum amal. Seorang dokter harus berilmu dahulu, sebelum mengobati pasien. 

Ilmu yang benar akan melahirkan keselamatan. Ilmu yang salah akan menyebabkan kesesatan.

Dalam QS Al-Hajj [22]: 54 Allah SWT. Berfirman, “Agar orang-orang yang telah diberi ilmu itu meyakini bahwa Al-Quran itulah kebenaran dari Tuhan-mu, lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya, dan sesungguhnya Allah Swt. Adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang beriman kepada jalan yang lurus”. 

Ayat ini menunjukkan bahwa dari ilmu akan datang iman, dan dari iman, ketundukan hati akan terlaksana. 

Dalam ayat lain (QS 47:19) disebutkan dengan nada perintah, “fa’lam ‘ketahuilah’ bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan, melainkan Allah Swt, mohonlah ampun bagi dosamu dan bagi orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan”. 

Perhatikan kata “fa’lam” didahulukan atas perintah beriman dan beramal. 

Imam Bukhari dalam menyusun sahih meletakan sebuah bab berjudul “bab al-‘ilmi qabl al-qauli wa al-‘amal (bab ilmu sebelum perkataan dan perbuatan”. 

Para ulama, ujar Bukhari, melihat ilmu sebagai syarat sahnya perkataan dan perbuatan. Banyak sekali orang yang ikhlas, tetapi karena kekurangan ilmu, mereka sering menganggap yang salah jadi benar, dan yang benar jadi salah, atau yang sunnah jadi bid’ah dan yang bid’ah jadi sunnah.

Anehnya mereka tidak merasa berbuat salah, seperti kata Al-Quran, “Katakanlah, apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi dalam perbuatannya? Yaitu, orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya” (QS Kahfi [18]: 103-104).

Dalam QS Fâthur [35]: 8 diceritakan, bahwa setan mudah memengaruhi orang-orang yang tidak berilmu, sehingga ia menganggap perbuatannya –sekalipun salah- menjadi benar, 

“Maka apakah orang yang ditipu itu untuk menganggap baik pekerjaan yang buruk, sehingga ia meyakini bahwa pekerjaannya itu baik?”.

Rasulullah Saw. Selalu berdoa, “Ya Allah, tunjukkanlah kami kebenaran sebagai kebenaran, dan berilah kami kekuatan untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kebatilan sebagai kebatilan, dan berilah kami kekuatan untuk menjauhinya”.

Dalam doa ini Nabi SAW. Memohon ilmu, lalu memohon kekuatan untuk mengamalkannya. 


Al-Ghazali, dalam bukunya Minhâj al-‘Abidin, menyebutkan beberapa tangga yang harus ditempuh menuju Allah SWT, dan tangga pertama adalah ilmu.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengatakan bahwa amal tanpa ilmu malah akan merusak, bukan memperbaiki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar