Sabtu, 31 Maret 2018

ISTIQOMAH


Seorang sahabat, Abu Amr bin Abdullah r.a, pernah meminta kepada Rasulullah Saw., "Ya Rasulullah, ajarkan kepadaku kalimat yang menyimpulkan pengertian Islam, sehingga saya tidak membutuhkan bertanya lagi kepada seorangpun selain engkau," Nabi Saw, menjawab, "Katakanlah, 'aku beriman kepada Allah Swt', kemudian tetap beristiqamahlah," (HR Muslim). 

Istiqomah adalah sikap teguh pendirian dalam ketauhidan dan secara konsisten tetap beramal shaleh. Istiqomah dapat pula diartikan lurus dalam berpegang pada prinsip keimanan. Tidak plin-plan atau mencla-mencle. Perilaku istiqamah tercermin dalam bentuk sejalannya perkataan yang diucapkan dengan perbuatan yang dilaksanakan.
Sejarah Islam mencatat sebuah fragmen sikap Istiqomah yang diperlihatkan oleh sahabat Bilal Bin Rabah r.a, yang dengan ketabahan dan kesabaran mampu bertahan dengan keimanan, walaupun mendapatkan siksaan yang berat sebagai intimidasi agar ia murtad dari agama islam.

Saat ini upaya pemurtadan baik secara tersamar maupun terang-terangan mulai merebak di lingkungan kita. 

Saudara kita yang memiliki keterbatasan ekonomi, tidak memiliki pekerjaan dan pendidikan, menjadi sasaran empuk. Dengan iming-iming terpenuhinya kebutuhan hidup, disediakannya pekerjaan yang layak dan memperoleh pendidikan yang memadai, asal berpindah agama, menjadi fenomena yang umum terjadi di sekitar kita. Bahkan, sampai pada upaya melegalisasi perkawinan beda agama.

Yang diincar adalah pemuda-pemudi Islam yang mudah dipengaruhi oleh kesenangan duniawi sesaat. Keterbatasan semacam ini membuat hati mereka waswas, sedih, dan khawatir tidak memperoleh kebahagiaan hidup. Padahal, sikap Istiqomah membawa kita kepada kemuliaan hidup yang lebih hakiki kelak.

Dalam hal ini, Allah Swt, berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Tuhan kami adalah Allah Swt.', kemudian mereka Istiqomah, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, "Janganlah kamu takut dan sedih, dan bergembiralah kamu dengan surga yang telah dijanjikan Allah Swt. Kepadamu'," (QS Fushshilat [41]:30).

Dan dalam ayat yang lain, Allah Swt, berfirman "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Tuhan kami adalah Allah Swt.', kemudian mereka tetap Istiqomah, maka tidak ada kekhawatiran mereka dan tidak pula bersedih hati. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan," (QS Al-Ahqaf : 12-13).

Oleh karena itu, ada beberapa ikhtiar yang dapat ditempuh untuk memelihara sikap Istiqamah. 

Pertama, senantiasa memperbarui keimanan kita dengan melazimkan mengingat Allah (dzikrullah). Hal ini dapat dilakukan dengan melafalkan kalimat thayyibah.


Kedua, dengan menanamkan semangat kebersamaan dan persaudaraan (Ukhuwah Islamiyah) agar tumbuh kepedulian kepada saudara kita yang memiliki keterbatasan tadi. Hal ini dapat berbentuk aktivitas yang didasari dengan prinsip saling menasihati dalam menaati kebenaran dan menetapi kesabaran (QS Al-Ashr [103]:3) serta saling berpesan untuk berkasih sayang (QS Al Balad [90]:17).

ketiga, senang mengunjungi majelis ilmu untuk menambah pengetahuan dan wawasan keislaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar