Kamis, 22 Maret 2018

DENGAN CINTA


Madinah adalah kota yang menawarkan cinta. Hingga kini, jejak-jejak peradaban penuh cinta yang pernah ditegakkan Rasulullah Saw. Lebih dari 1.400 tahun silam masih terasa dengan kuatnya.

Madinah adalah cinta.

Jika Madinah adalah cinta, maka Nabawi adalah jantungnya. Masjid yang dibangun oleh tangan Rasulullah Saw sendiri ini adalah tempat yang memompa denyut cinta Madinah. Memasuki masjid ini seperti larut dalam lautan cinta.
Di masjid ini, semua perindu kekasih berjumpa. Di Raudhah tempat segala doa tak berjarak lagi, mereka seperti sedang mengadu pada kekasihnya, Rasulullah Saw.

(Raudhoh Nabi - Masjid Nabawi)

Dalam doa-doa yang panjang, mereka mengadu tentang nasib, hidup, dan cinta. Di antara makam Rasul dan mihrab tua yang dibangung untuk menyembah Sang Maha Kekasih, manusia dari berbagai penjuru bumi tepekur dan tersedu.

Mereka tidak menangis karena sedih, tidak pula kena pilu. Mereka menangis karena rindu. Mereka seolah sedang bergelayut dipundak Rasulullah Saw bercerita tentang hidupnya. Mereka seolah sedang merajuk dan merayu dihadapan sang kekasih, berkisah tentang semua rasa cinta.

Bahkan, ada yang tak sanggup berkata sepatah kata pun, hanya tangis dan rasa di dada yang membuncah. Seperti sebuah syair dalam nasyid Raihan:

Alangkah indahnya hidup ini
Andai dapat kudekap dirimu
Tiada kata yang mampu kuucapkan
Hanya Tuhan saja yang tahu

Air mata berderai, Air mata rindu dan cinta pada manusia yang penuh dengan cinta. Membayang seketika, kisah-kisah tentang keagungan cinta Rasululah Saw kepada umatnya. 

Terbayang seluruh perjalanan hidupnya yang penuh cinta, sebagai seorang kekasih, sebagai seorang ayah, sebagai seorang pemimpin atas umatnya, sebagai seorang hamba kepada khaliknya.

Cinta Rasulullah Saw adalah cinta paripurna. Rindu Rasulullah Saw adalah rindu yang hidup dan menghidupi. Kasih Rasulullah Saw adalah kasih yang cerah dan mencerahkan. 

Cintanya adalah cinta yang harus kita jadikan jejak-jejak yang senantiasa kita tapaki. Rindunya adalah rindu yang harus selalu kita jaga sebagai lentera dalam terang, terlebih dalam gulita. Dan kasihnya, semoga selalu menjadi tarikan napas dan denyut nadi dalam hidup kita.

Jika kita hidup dengan cinta seperti cintanya, bila kita bergerak dengan kasih seperti kekasihnya, sungguh akan ada banyak "Madinah" di delapan penjuru mata angin dunia.

Kekuatan cinta seperti cintanya akan membuat kita cinta pada kebenaran melebihi apa pun jua. Membuat cinta kita kepada harum surga melebihi apa pun jua. Membuat cinta kita pada jihad melebihi apa pun jua. Membuat cinta kita kepada Allah Swt. Lebih dari segala-gala.

Ya Allah, jadikan cinta kami kepada-Mu sebagai satu-satunya cinta yang mengantar kami menutup mata.

Ya Allah, jadikan rindu kami kapada Rasul-Mu menjadi satu-satunya rindu yang bergelora dalam jiwa sampai diputusnya nyawa kami. Ya Allah, dengan penuh harap dan cinta, kabulkanlah...[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar