Sabtu, 17 Maret 2018

Terapi Berfikir Positif


Dalam al-Khawathir, Syekh Muhammad Mutawalli al-Sya'rawi mengatakan, "Pikiran adalah alat ukur yang digunakan manusia untuk memilih sesuatu yang dinilai lebih baik dan lebih menjamin masa depan diri dan keluarganya."

Dalam Quwwat al-Tahakkum fi al-Dzat, kalimat bijak dari filsafat kuno, "Hari ini anda tergantung pada pikiran yang datang saat ini. Besok anda ditentukan oleh ke mana pikiran membawa anda.

Dalam Aladdin Factor, karya Jack Canfield dan Mark Victor Hansen, ditemukan informasi yang menghentak kesadaran, disebutkan bahwa setiap manusia setiap hari menghadapi lebih dari 60.000 pikiran. Satu-satunya yang dibutuhkan sejumlah besar pikiran adalah pengarahan.

Jika arah yang ditentukan bersifat negatif maka sekitar 60.000 pikiran akan keluar dari memori ke arah negatif. Sebaliknya, jika pengarahannya positif maka sejumlah pikiran yang sama juga akan keluar dari ruang memori ke arah yang positif

(Ilustrasi : Pikiran)

Pada 1986, penelitian Fakultas Kedokteran di San Fransisco menyebutkan bahwa lebih dari 80% pikiran manusia bersifat negatif. Hasil penelitian ini memperkuat pernyataan bahwa nafsu cenderung pada keburukan (ammarah bi al-su'). Dengan perhitungan sederhana 80% dari 60.000 pikiran, berarti setiap hari kita memiliki 48.000 pikiran negatif.

Semua itu mempengaruhi perasaan, perilaku, serta penyakit yang mendera jiwa dan raga. Jika demikian kita harus ekstra hati-hati dalam memilih pikiran di benak kita.

Kini saatnya memilih berbagai pikiran seperti halnya memilih makanan yang kita santap dan pakaian yang kita kenakan. Untuk mewujudkan semua itu, harus tetap tawakal kepada Allah SWT.

Mari mulai dari memahami arti pikiran dan kekuatannya, karena Pikiran adalah kekuatan. 

Dalam Al-Qur'an Allah membedakan antara orang yang berilmu dan yang tidak.
Firman Allah, Katakanlah, "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (al-Zumar : 9)

Karena itu, mari mulai menjelajahi kekuatan pikiran

(disarikan dari : Terapi Berfikir Positif, Dr. Ibrahim Elfiky)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar